JATIMTIMES - Kelompok Palestina Hamas memulai penyerangan terhadap Israel fati Gaza, dan akan menyebar ke tepi barat hingga Yerusalem. Serangan kelompok Palestina Hamas tersebut menewaskan lebih dari 200 orang Israel.
Merespon penyerangan itu, Israel bersumpah akan membalas penyerangan yang dilakukan Hamas. Sebagai bentuk pembalasan, Israel pun telah mematikan listrik di Gaza hingga melakukan serangan udara kepada kelompok Hamas Palestina di Gaza. Lantas siapakah teroris dalam peperangan kelompok Hamas Palestina dan Israel ini?
Baca Juga : Relawan Gibran Kita Tuban, Doakan Jadi Pemimpin Nasional
Pengamat Timur Tengah dan analis geopolitik, Dina Sulaeman menjelaskan Israel merampas tanah, menghancurkan rumah-rumah, membunuh pria, wanita, anak-anak Palestina sejak 1948. Bahkan sejak 2006, Israel memblokade Gaza, membuat warga Gaza seolah dlm penjara terbesar sedunia.
Dina pun menyebut publik banyak mengklaim jika pejuang Palestina yang melawan itu sebagai teroris. Padahal yang menyebut kelompok Palestina Hamas itu teroris adalah cuitan netizen zionis di Indonesia.
"Ini komen-komen fans Zionis di Indonesia. Mereka melakukan falasi, mengabaikan kejahatan Israel. Kalau dikejar, pasti jawabannya balik ke klaim 'kitab suci'. Mereka sama radikalnya dengan kelompok-kelompok radikal ala ISIS. Teroris teriak teroris," ungkap dosen Hubungan Internasional (HI) tersebut.
Lebih lanjut, Dina menegaskan jika penjajahan dan kejahatan Israel telah diakui PBB. "Makanya banyak resolusi yang mengecam Israel, bukti-buktinya sudah sedemikian jelas karena mereka melakukan (penjajahan) terang-terangan. Bangsa terjajah berhak untuk melawan dan meraih kemerdekaan, menurut konvensi Jenewa," terangnya.
Lantas ada yang mengkampanyekan prihatin dan kasihan kepada warga sipil Israel yang tidak bersalah. Namun menurut Dina, korban di pihak Palestina jauh-jauh lebih banyak, sejak 1948.
"Warga Israel datang dengan sadar ke Israel dari berbagai negara, mereka dengan sadar merampas tanah dan rumah orang-orang Palestina, bahkan mereka wajib militer, artinya mereka bukan warga sipil dalam arti sebenarnya. Mereka penjajah, dan selama ini diam saja melihat realitas kejahatan yang dilakukan rezim Zionis pada bangsa Palestina," tegasnya.
Dina menyebut jika Israel sudah berkali-kali mengebom Gaza. Yang terbesar di antaranya, pasa 2014, Israel mengebom Gaza 50 hari. Akibatnya 1500 warga sipil tewas, 500 di antaranya anak-anak). "Tapi Israel tak pernah dihukum, dan tidak disebut teroris, meski sebenarnya, sudah masuk kategori terorisme negara," tandasnya.
Baca Juga : 5 Keunggulan MacBook Air M1, Performa Powerfull Cocok untuk Mahasiswa
Namun ada juga beberapa orang yang menilai jika Israel mengebom karena Hamas terlebih dulu yang mengirimkan rudal. "(Pernyatan) Ini 'falasi non causa pro causa', salah menetapkan mana sebab, mana akibat. Israel mulai melakukan kejahatannya sejak 1948; milisi2 pejuang Palestina berdiri jauh setelahnya; jadi posisi mereka adalah gerakan perlawanan (resistensi). Perlawanan bukan sebab, tapi akibat. Palestina berhak melawan, dengan berbagai cara yang mereka pilih," jelas Dina.
Dia pun membandingkan kondisi pejuang Palestina dengan pejuang Indonesia. Di mana dulunya Belanda juga menyebut Indonesia sebagai teroris. "Ingat dulu pejuang-pejuang Indonesia juga disebut teroris oleh Belanda. Jadi, jangan terkecoh pada label teroris yang disematkan genk Zionis pada gerakan perlawanan," ujar Dina.
Terakhir, Dina juga mengunggah video yang menunjukkan bahwa ada keluarga Palestina yang dirampas rumahnya oleh warga Israel. Mirisnya perampasan itu dilakukan dengan pengawalan serdadu.
"Yaakov Fauci, datang jauh dari New York, lalu secara sadar merampas rumah keluarga El Kurd, Jerusalem timur. Dia bilang 'kalo aku tdk mencuri rumahmu, orang lain yangg akan mencurinya! Perampasan2 oleh warga sipil Israel dilakukan dengan pengawalan serdadu," pungkas Dina.