JATIMTIMES - Pj Wali Kota Malang Wahyu Hidayat memastikan bahwa pembangunan jembatan penghubung Kelurahan Mergosono dan Kelurahan Bumiayu akan dipercepat. Namun demikian tetap tanpa mengurangi kualitas dan kuantitas dari struktur jembatan tersebut.
Secara khusus, dirinya menargetkan bahwa perbaikan jembatan tersebut bisa terselesaikan pada akhir November 2023 mendatang. Hal itu ia sampaikan saat meninjau progres pengerjaan perbaikan jembatan belum lama ini.
Baca Juga : Aksi Pak Bhabin Aiptu Malik Jainudin Tuai Pujian, Perbaiki Jalan Pemerintah dengan Swadaya Masyarakat
"Saya tadi pertama lihat dulu, mengecek progres perbaikan jembatan, untuk bisa melihat sejauh mana penyelesaiannya. Tadi saya sudah omong-omong dengan Pak Kadis DPUPRPKP dan pelaksana. Karena jembatan ini adalah banyak (struktur) pembesian. Jadi saya minta agar bisa dipercepat," ujar Wahyu.
Sebelumnya, perbaikan jembatan itu juga sempat viral. Namun bukan viral karena perbaikannya, melainkan tak jauh dari lokasi jembatan yang diperbaiki, ada beberapa masyarakat yang harus menggunakan perahu getek sebagai sarana menyeberang.
Salah satunya juga digunakan oleh anak-anak untuk menuju atau pulang dari sekolah. Sebab biasanya, anak-anak atau masyarakat yang menggunakan getek ini lewat jembatan itu sebagai akses. Namun jembatannya sedang diperbaiki.
"Semua nanti akan kita cek. Tapi karena memang ini pembesian, memang tidak seperti kita bangun dari beton yang harus ada proses dari bawah, pengeringan dan butuh paku (beton). Jadi harapannya bisa dipercepat,” terang Wahyu.
Selain itu, dalam perbaikan itu dirinya juga meminta agar bagian jembatan untuk pejalan kaki yang ada di sisi kanan dan kiri bisa dirampungkan lebih dulu. Kemudian di bagian tengah yang bisa digunakan untuk pengendara motor.
“Karena nanti jembatan itu ada sisi untuk pejalan kaki, kemudian tengah untuk sepeda motor. Saya minta untuk pejalan kakinya diselesaikan dulu. Agar permasalahan untuk nyebrang bisa kita hitung per harinya,” jelas Wahyu.
Pemerintah Kota (Pemkot) Malang juga memberi perhatian pada sarana perahu getek yang sudah selama sepekan digunakan warga untuk menyeberangi sungai. Sebab perahu yang dikatakan jauh dari kata aman.
Telebih, menurut Wahyu kondisi getek tersebut belum mumpuni. Dimana alat perlidungan yang diberikan masih kurang, sehingga nantinya antisipasi akan diberikan dari pihak ketiga pelaksana perbaikan jembatan.
“Kita tetap melakukan pendekatan dengan masyarakat dan edukasi, lebih baik jangan menggunakan getek, sabar sebentar insyaallah hanya 1 bulan setengah. Nanti mungkin bisa menggunakan alternatif lain,” imbuh Wahyu.