JATIMTIMES - Sejumlah hewan meliputi kambing hingga kerbau akan dilarung dalam agenda Labuhan Gunung Kombang Pantai Ngliyep pada Sabtu (30/9/2023). Rangkaian agenda Larung Sesaji sendiri akan di mulai sejak pagi hingga malam.
Sementara itu, pada Jumat (29/9/2023) para pengikut Larung Sesaji Gunung Kombang Pantai Ngliyep dikabarkan telah melakukan sejumlah persiapan. "Besok sekitar jam 14.00 WIB agenda upacara pemberangkatan Labuhan di rumah ketua adat," ungkap Kepala Desa (Kades) Kedungsalam Misdi saat dikonfirmasi, Jumat (29/9/2023).
Baca Juga : Wabup Malang Didik Dorong Nelayan Sendang Biru Manfaatkan Potensi
Lebih lanjut, dijelaskan salah satu Tokoh Masyarakat Desa Kedungsalam Iwan Yuyanto, lokasi upacara Labuhan tersebut dilaksanakan di kawasan Rumah Lumbung. Yakni yang berlokasi di Dukuh Krajan, Desa Kedungsalam, Kecamatan Donomulyo, Kabupaten Malang.
Dalam sejarahnya, Rumah Lumbung merupakan peninggalan salah satu tokoh masyarakat di masanya yang mencetuskan adat tradisi Larung Sesaji Gunung Kombang Pantai Ngliyep. Beliau bernama Eyang Atun.
"Di sana (Rumah Lumbung) juga sebagai tempat masak sesaji dalam Labuhan Gunung Kombang Pantai Ngliyep," terang Iwan.
Sementara itu, dijelaskan Iwan, hingga Jumat (29/9/2023) malam sekitar pukul 19.00 WIB telah ada sejumlah hewan yang dipersiapkan oleh para pengikut Larung Sesaji. Yakni mulai dari ayam hingga kerbau.
"Sampai jam 19.00 WIB ayam ada 79 (ekor), kambing 16, dan satu kerbau," ujarnya.
Iwan menyebut, tidak semua hewan tersebut nantinya akan dilarung. Melainkan hanya kerbau dan kambing saja. Sedangkan ayam jago yang dipersiapkan oleh pengikut Larung Sesaji Gunung Kombang Pantai Ngliyep tersebut di masak untuk acara selamatan.
"Sampai besok kita tetap buka, tapi nanti bisa kami konfirmasi sekitar jam 22.00 WIB. Itu biasanya sudah sekitar 90 persen (kepastian jumlah hewan yang akan dilarung)," tukasnya.
Baca Juga : Karnaval Mobil Hias, Dira Group Usung Tema Ramayana, Kecamatan Pamer Potensi Daerah
Sebagaimana diberitakan, tidak semua bagian dari hewan tersebut akan dilarung. Melainkan hanya bagian kepala, kulit, kaki, dan sebagian darahnya. Sedangkan tubuh dari hewan tersebut dimasak untuk disajikan ketika selamatan.
Larung Sesaji Gunung Kombang Pantai Ngliyep sendiri sudah berlangsung sejak ratusan tahun lalu. Dalam catatan sejarah tertulis, awal mula diadakannya tradisi Larung Sesaji lantaran di Desa Kedungsalam terjadi pagebluk kematian.
Dikatakan pagebluk kematian lantaran ketika pagi ada warga yang menderita sakit, maka sore harinya meninggal dunia. Sebaliknya, jika sore mengalami sakit, keesokan paginya meninggal dunia.
Tokoh Desa Kedungsalam pada saat itu kemudian melangsungkan semadi di Gunung Kombang. Hasil dari semedi tersebut, Kepala Desa Kedungsalam pertama yakni Eyang Kiai Thalib beserta Eyang Atun mendapat wangsit. Yakni mengadakan Larung Sesaji untuk mengusir pagebluk.