JATIMTIMES - Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Malang telah menyiagakan sebanyak 43 ambulans. Tidak tanggung-tanggung, ambulans yang disiagakan tersebut memiliki spesifikasi dalam mendukung keselamatan pasien maupun korban kecelakaan.
Selain itu, Dinkes Kabupaten Malang juga menyiagakan Tim Operator di masing-masing ambulan. Yakni terdiri mulai dari dokter, perawat, bidan, hingga sopir ambulans. Pemerintah disebut menggelontorkan anggaran lebih dari Rp 1 miliar untuk pengadaan unit mobil ambulans tersebut.
Baca Juga : DPKPCK Kabupaten Malang Kembangkan Investasi Industri hingga Perumahan di Pakisaji
Dengan harga tersebut, spesifikasi masing-masing ambulans dilengkapi dengan peralatan yang sangat memadai. Bahkan bisa dikatakan sebagai Unit Gawat Darurat (UGD) berjalan.
Pernyataan tersebut disampaikan Kepala Dinas Kesehatan (Kadinkes) Kabupaten Malang Wiyanto Wijoyo. Menurutnya, 43 ambulans yang disiagakan tersebut diperuntukkan secara gratis bagi masyarakat. Khususnya bagi warga yang kurang mampu atau miskin.
"Ambulans di Kabupaten Malang ini cukup handal dan cukup bagus. Jumlahnya pun juga sudah mencapai 43 unit," ungkapnya saat dikonfirmasi belum lama ini.
Dijelaskan Wiyanto, puluhan ambulans tersebut disiagakan di puskesmas yang ada di Kabupaten Malang. Termasuk juga di rumah sakit milik Pemkab Malang. Yakni di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kanjuruhan hingga RSUD Lawang.
"Jadi termasuk yang 39 puskesmas itu punya ambulans PSC. Itu (ambulans) yang bagus," imbuhnya.
Dikatakan bagus lantaran di dalam ambulans tersebut telah dilengkapi dengan peralatan pendukung keselamatan bagi pasien. Sehingga bisa diistilahkan sebagai UGD berjalan.
"Di dalamnya ada alat-alat yang mendukung keselamatan pasien, termasuk UGD berjalan itu. Jadi begitu ambulans datang di tempat pasien, itu sudah masuk dalam UGD, karena alat-alat di dalamnya itu termasuk alat-alat UGD," tuturnya.
Baca Juga : Pj Wali Kota Malang Ingatkan ASN Lebih Cermat Bermedsos Jelang Pemilu 2024
Guna menunjang keberadaan ambulans tersebut, Dinkes Kabupaten Malang juga telah menyiagakan tim operator yang bertugas khusus jika sewaktu-waktu ambulans beroperasi. Tim operator sendiri terdiri antara tiga hingga empat orang.
"Tim operatornya itu kita sudah siap. Jadi ambulans itu ketika masuk bukan hanya sopirnya saja, tapi ada dokter penanggung jawab. Kemudian ada perawat dan bidan. Jadi perkiraan minimal ada tiga atau empat orang dalam satu tim itu," jelasnya.
Wiyanto memastikan, keberadaan ambulans yang tersebar di seluruh puskesmas hingga RSUD di Kabupaten Malang tersebut bisa dipergunakan sewaktu-waktu jika dibutuhkan. Pihaknya juga memastikan, sebanyak 43 ambulans tersebut dirasa telah lebih dari cukup untuk memenuhi kebutuhan di Kabupaten Malang.
"Sudah bagus itu, harganya lebih dari Rp 1 miliar itu ambulans-nya. Alatnya (kesehatan dan keselamatan pasien) banyak dan lengkap," ujarnya.
Wiyanto mengimbau kepada masyarakat untuk tidak ragu menggunakan ambulans jika memang membutuhkan. "Selama ini gratis, sudah kita kondisikan," tukasnya.