free web hit counter
Jatim Times Network Logo
Agama Ekonomi Gaya Hukum dan Kriminalitas Kesehatan Kuliner Olahraga Opini Otomotif Pemerintahan Pendidikan Peristiwa Politik Profil Ruang Mahasiswa Ruang Sastra Selebriti Tekno Transportasi Wisata
Peristiwa

Musim Pemilu, Situs Tri Tingal Ramai Didatangi Caleg

Penulis : Aunur Rofiq - Editor : Dede Nana

29 - Sep - 2023, 02:31

Placeholder
Situs Tri Tingal di Dusun Centong, Desa Purworejo, Kecamatan Sanankulon, Kabupaten Blitar.(Foto : Aunur Rofiq/JatimTIMES)

JATIMTIMES - Menjelang Pemilu 2024, sejumlah bakal calon legislatif (bacaleg) melakukan beragam cara untuk mendapatkan kemenangan. Selain taktik dan strategi mobilisasi massa, para bacaleg juga melakukan cara-cara di belakang layar. Salah satunya ziarah dan ngalap berkah di makam dan situs petilasan keramat.

Sebagai informasi, pemerintah, DPR, dan Komisi Pemilihan Umum (KPU) akhirnya menyepakati tanggal pemungutan suara Pemilu Serentak dan Pilkada Serentak 2024. Pileg dan pilpres akan digelar 14 Februari, sedangkan pilkada serentak dihelat pada 27 November.

Baca Juga : Patuhi Aturan, Gerindra Banyuwangi Akan Ubah Bacaleg Dapil 6

Di Jawa Timur, terpantau belakangan banyak bacaleg yang mendatangi makam-makam dan situs petilasan keramat. Ziarah dan ngalap berkah di tempat keramat dilakukan secara sembunyi-sembunyi maupun terang-terangan. 

Salah satu tempat keramat di Jawa Timur yang ramai didatangi para bacaleg adalah situs Tri Tingal di Dusun Centong, Desa Purworejo, Kecamatan Sanankulon, Kabupaten Blitar.

Tri Tingal adalah sebuah petilasan atau tapak tilas dari tiga tokoh besar sejarah dari tiga kerajaan besar di Tanah Jawa yaitu Syech Abdul Jalil atau Syech Siti Jenar, Raden Sahid atau Sunan Kalijaga, dan Putra Ki Ageng Pengging Sepuh yaitu Ki Ageng Kebo Kenongo. 

Keunikan dari situs ini adalah kubur dengan tiga buah batu nisan. Situs ini telah diberikan pengukuhan sebagai situs cagar budaya oleh Keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat.

“Tri Tingal adalah petilasan dari tiga tokoh besar. Yaitu Syech Siti Jenar, Sunan Kalijaga dan Ki Ageng Kebo Kenongo. Sampun diberi pengukuhan situs cagar budaya oleh Keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat. Alhamdulilah yang datang berziarah  semakin banyak,” kata Juru Rawat Situs Tri Tingal, Masngabehi Budi Setiawan, Kamis (28/9/2023).

Ya, Nilai-nilai yang hidup dalam masyarakat Jawa, ziarah ke tempat leluhur merupakan sarana mengingatkan manusia dengan kematian dan kehidupan di akhirat. Hikmah ziarah leluhur dapat mengingatkan manusia akan adanya hari kematian dan kehidupan selanjutnya di akhirat. Hal ini dapat mendorong manusia untuk semakin rajin dalam beribadah, berbuat kebaikan, dan beramal saleh.

Sedikit berbeda dengan pandangan umum, tradisi ziarah ke makam-makam tua  dan petilasan leluhur yang bersejarah yang dikeramatkan merupakan fenomena yang hidup di kalangan masyarakat Nusantara  khususnya masyarakat Jawa. Tradisi ini telah ada dan dilakukan secara turun-temurun. 

Kepercayaan mistis yang berbasis pada tradisi dan kepercayaan yang berdasar pada pemikiran-pemikiran rasional menunjukkan berbagai macam kepercayaan para peziarah makam. Kekuatan supranatural pada makam-makam yang dianggap keramat dapat memengaruhi cara pandang atau persepsi mereka terhadap dunia gaib yang dianggap dapat mengubah nasib dan kehidupannya. 

“Meskipun lokasinya berada di tengah-tengah persawahan, peziarah terus berdatangan dan alhamdulilah banyak yang doanya terkabul setelah bermunajat di sini. Di musim pemilu ini banyak caleg-caleg yang datang ke Tri Tingal. Biasanya caleg yang kesini minta ditemani dan diantarkan. Tujuannya minta doa restu kepada leluhur. Dan secara sipiritual disini memang ada energi seorang raja, wonten doyo ingkang saged damel munggah derajad,” lanjut Mas Budi.

Ki Ageng Kebo Kenongo, yang kemudian menjadi Adipati di Pengging dan bergelar Ki Ageng Pengging adalah darah biru keturunan Majapahit yang menurunkan kemudian Raja-Raja Mataram Islam. Keberadaan Situs Tri Tingal membuktikan, sebelum menjadi Adipati Pengging, Ki Ageng Kebo Kenongo pernah bertempat tinggal di Blitar.

“Di Tri Tingal ini ada jejak leluhurnya para Raja-Raja Jawa, yaitu Ki Ageng Kebo Kenongo, beliau ayahnya Joko Tingkir yang kemudian jadi Raja Pajang dengan gelar Sultan Hadiwijaya. Joko Tingkir punya anak Pangeran Benowo. Nah, Pangeran Benowo itu kemudian besanan dengan Panembahan Senopati. Ratu Mas Hadi putri Benowo menikah dengan Panembahan Hanyakrawati putra Senopati, dari pernikahan ini lahirlah Sultan Agung. Sultan Agung menurunkan raja-raja Mataram selanjutnya hingga saat ini baik di Yogyakarta maupun Surakarta,” papar Mas  Budi.

Keberadaan Situs Tri Tingal bermula dari perjalanan Syech Siti Jenar dan Sunan Kalijaga yang ditugaskan oleh seorang mursyid/wali dari Cirebon yang bernama Syekh Datuk Kahfi Amaran Jati. Tugas dari dua wali tanah Jawa ini adalah untuk meluruskan kesimpangsiuran ajaran Amparan Jati yang disalahgunakan oleh dua orang santri yang mengaku sebagai Syeh Siti Jenar di daerah Jawa Tengah dan Jawa Timur.

Setiap lokasi yang terjadi kesimpangsiuran ajaran “Manunggaling Kawula Gusti” yang sudah disebarkan santri Amparan Jati yang mengaku sebagai Syech Siti Jenar selalu ditandai dengan beberapa ciri. Di antaranya selalu ada pohon jenar atau kemuning tua, batu gilang, dan penamaan lokasi tanah abang, tanah putih, tanah kuning, dan tanah hitam.

Dari sepanjang pesisir utara Jawa Barat sampai ke Jawa Timur, banyak ciri-ciri tersebut yang sampai sekarang dilestarikan oleh kepala daerah, tokoh masyarakat, pinisepuh dan pelaku spiritual, yang dikukuhkan dari Kasunanan Surakarta dan Kraton Pengging.

Baca Juga : Jelang Pekan ke-14, Tim Dokter Pantau Kondisi Pemain Arema FC

Pada waktu itu, hasil riset dan penelitian Karaton Kasunanan Surakarta menyebutkan Putra Pengging Ki Ageng Kebo Kenongo menemui kakaknya Ki Ageng Purnomo Sidiq atau Ki Ageng Kebo Kanigoro di daerah Kanigoro (saat ini masuk wilayah Kecamatan Kanigoro Kabupaten Blitar). Tujuannya datang ke Kanigoro adalah ingin ngangsu kaweruh atau menimba ilmu perihal kesejatian.

Kedatangan Ki Ageng Kebo Kenongo disambut baik oleh Ki Ageng Kebo Kanigoro. Ki Ageng Kebo Kanigoro kemudian memberikan saudaranya itu tempat beristirahat dan bermunajat di daerah yang sekarang bernama  Dusun Centong, Desa Purworejo, Kecamatan Sanankulon, Kabupaten Blitar. Di masa itu, Dusun Centong masuk dalam wilayah Kadipaten Kanigoro.

Kedatangan Syekh Siti Jenar dan Sunan Kalijaga di Kadipaten Kanigoro adalah untuk meminta izin kepada Ki Ageng Kebo Kanigoro perihal meluruskan kesimpangsiuran ajaran dari orang yang mengaku Syekh Siti Jenar. Kedatangan dua orang wali ini diterima dengan sangat baik oleh Ki Ageng Kebo Kanigoro. Pada saat itu Ki Ageng Kebo Kanigoro adalah adipati di Kadipaten Kanigoro.

Berita kedatangan Syekh Siti Jenar dan Sunan Kalijaga di Kadipaten Kanigoro didengar oleh Ki Ageng Kebo Kenongo. Tanpa menunggu waktu, Ki Ageng Kebo Kenongo langsung menuju Kadipaten Kanigoro. Sebelumnya Ki Ageng Kebo Kenongo memiliki hubungan persahabatan dengan Syech Siti Jenar.

Ki Ageng Kebo Kenongo tiba di Kadipaten Kanigoro.Namun dia kaget saat bertemu dengan Syech Siti Jenar yang ternyata bukan Syech Siti Jenar yang dikenalnya selama ini. Syech Siti Jenar kemudian memberikan penjelasan yang panjang dan diperkuat lagi oleh penjelasan dari Sunan Kalijaga. Penjelasan ini akhirnya membuat Ki Ageng Kebo Kenongo paham terkait dengan adanya kesimpangsiuran yang ada di ajaran santri yang mengaku sebagai Syekh Siti Jenar.

Ki Ageng Kebo Kenongo kemudian mengajak Syech Siti Jenar dan Sunan Kalijaga untuk singgah ketempat munajat atau sanggrahan Ki Ageng Kebo Kenongo yang diberikan oleh Adipati Kanigoro di sebelah barat Candi Dowo.

Di kediaman Ki Ageng Kebo Kenongo, Syech Siti Jenar membabarkan semua kaweruh yang diajarkan oleh orang yang mengaku sebagai Siti Jenar. Hubungan ketiganya semakin erat. Syech Siti Jenar dan Sunan Kalijaga kemudian bersahabat dekat dengan Ki Ageng Kebo Kenongo.

Setelah mendengar semua yang di ceritakan oleh Ki Ageng Kebo Kenongo, Syech Siti Jenar akhirnya memahami semua yang terjadi dan mulai sedikit demi sedikit melaraskan meluruskan ajaran asli kemanunggalingan kawulo gusti yang sebenarnya. Begitupun sebaliknya, dari semua kawruh yang di jabarkan oleh Syech Siti Jenar membuat Ki Ageng Kebo Kenongo mengalami peningkatan spiritual tentang kesejatian urip. Seketika Ki Ageng Kebo Kenanga merasakan keselarasan keyakinannya dengan keyakinan yang di miliki oleh Syech Siti Jenar dan Sunan Kalijaga.

Riset dan penelitian Karaton Kasunanan Surakarta menyebutkan, untuk mengukuhkan peningkatan spiritual yang di dapat oleh Ki Ageng Kebo Kenongo, dibuatlah tumpeng nasi gurih dan ingkung ayam jago putih mulus yang di sematkan gereh petek 3 ekor dan oleh Syech Siti Jenar ditandai dengan wiji jenar/kamuning juga di ciri kan dengan batu gilang palenggahan oleh Sunan Kalijaga.

Energi dari tiga tokoh besar itu hingga kini masih tertinggal di sebuah petilasan yang bernama Tri Tingal. Tri Tingal bermakna Tri adalah 3 tokoh besar yang pernah ada di petilasan tersebut. Tingal/Gamblang yang dimaksud meluruskan atau mengamblangkan ajaran ajaran yang sebelumnya simpang siur atau belum jelas. Jadi makna dari Tri Tingal adalah 3 Tokoh besar yang tukar kaweruh menggamblangkan / meluruskan sebuah pemahaman tentang ajaran kesejatian hidup yang simpang siur menjadi terlihat/terang/jelas.

Sebagai informasi, Situs Tri Tingal dikukuhkan sebagai situs cagar budaya oleh Karaton Kasunanan Surakarta Hadiningrat tepat di momentum hari jadi Desa Purworejo ke-312 tahun 2022. Surat pikukuhan diserahkan oleh BRM Nugroho Iman Santoso selaku perwakilan Karaton Kasunanan Surakarta kepada Kades Purworejo Kalinggo Purnomo di acara resepsi bersih desa pada Jumat (24/6/2022). Surat pikuhuan ini diberikan setelah hasil penelitian yang dilakukan budayawan dan utusan Keraton Kasunanan Surakarta, situs Tri Tinggal terbukti merupakan petilasan dari Ki Ageng Kebo Kenongo, cucu dari Brawijaya V Raja terakhir Majapahit.


Topik

Peristiwa situs tri tingal bacaleg situs keramat situs di kabupaten blitar



JatimTimes Media Terverifikasi Dewan Pers

UPDATE BERITA JATIM TIMES NETWORK

Indonesia Online. Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari JatimTIMES.com dengan klik Langganan Google News Jatimtimes atau bisa menginstall aplikasi Jatim Times News melalui Tombol Berikut :


Penulis

Aunur Rofiq

Editor

Dede Nana