JATIMTIMES - Bagi umat Islam, surga merupakan tempat yang kekal sebagai balasan bagi orang-orang yang beriman kepada Allah SWT. Termasuk di antaranya bagi orang-orang yang mampu menahan hawa nafsu.
Surga memiliki tingkatan dan masing-masing tingkatannya memiliki nama yang berbeda-beda. Salah satunya terdapat sebuah surga bernama Surga Ma'wa.
Keberadaan Surga Ma'wa disebut dalam QS. An-Najm ayat 15:
عِنْدَهَا جَنَّةُ الْمَأْوَىٰ
“Di tengah-tengah ada surga tempat tinggal.”
Jannatul Ma'wa menjadi tempat para hamba-Nya yang bertakwa, beramal saleh, menahan hawa nafsu, dan meyakini kebesaran Allah SWT.
Keberadaan Surga Ma'wa ini juga terkait dengan kisah pemimpin para malaikat, yakni Malaikat Jibril AS.
Baca Juga : Rekomendasi Jaket The North Face Terbaik untuk Pria dan Wanita
Dilansir dari akun Tiktok @ferry rinaldi, mendengar nama dan indahnya Surga Ma'wa membuat Malaikat Jibril meminta izin kepada Allah SWT untuk mengunjunginya.
Allah SWT pun memberikan izin kepada Malaikat Jibril untuk mengunjungi Surga Ma'wa itu.
Lalu, dengan perasaan senang, Jibril mengepakkan sayap-sayapnya dan kemudian terbang. Setiap kali ia buka sepasang sayapnya, ia dapat menempuh jarak perjalanan 300.000 tahun dan setiap kali ia menutup sayapnya ia dapat menempuh jarak seperti itu pula.
Baca Juga : Sukses Membangun Blitar, Patih Djojodigdo Terkenal Miliki Ajian Pancasona dan Sakti Mandraguna
Malaikat Jibril terbang sedemikian rupa selama 300 tahun, namun tidak mampu melihat Surga Ma'wa.
Kemudian Jibril merasa lelah dan beristirahat di sebuah pohon sambil bersujud kepada Allah dan berkata, "Ya Allah apakah perjalananku telah separuhnya ataukah baru sepertiganya?"
Allah SWT menjawab "Wahai Jibril, sekiranya kamu terbang selama 300 ribu tahun lagi dan aku berikan kepadamu kekuatan lagi seperti kekuatanmu saat ini lalu aku tambahkan lagi 600 sayap dan kamu terbang seperti yang telah kamu lakukan niscaya kamu tidak akan dapat mencapai seperseparuhnya. Surga itu khusus aku buat untuk umat Nabi Muhammad sebagai hadiah istimewa dariku karena mereka mau mengerjakan salat".
Alangkah beruntungnya umat Muhammah yang istikamah mengerjakan perintah salat tak bisa dilukiskan dengan kata-kata. Demikian besar ganjaran yang dianugerahkan Allah SWT kepada kaum muslimin yang secara konsisten penuh dengan keikhlasan mengerjakan perintah shalat.
Sudah sangat wajar dan seharusnya demikian, ibadah yang kita lakukan, salat dan ibadah-ibadah lainnya, hanya ditujukan kepada Allah semata.