JATIMTIMES - Relawan Gusdurian Mojokutho 87 Pare, Kabupaten Kediri, Jawa Timur menggelar upacara bendera merah putih di sepanjang aliran sungai Kampung Kalirejo Rt 15 rw 04 Kelurahan Pare, Kamis (17/8/2023) pagi.
Upacara pengibaran bendera merah putih di tengah sungai tersebut sebagai upaya mengajak masyarakat dan anak menjaga kebersihan dan kelestarian sungai.
Baca Juga : Kaligrafi Asmaul Husna 1,5 Km di UIN Satu Tulungagung Pecahkan Rekor Dunia Terpanjang
"Selain itu anak- anak bisa belajar kelestarian alam dan bisa menumbuhkan jiwa nasionalisme sejak dini," terang Koordinator Gusdurian Mojokutho 87 Pare, Falensianus Anugerah Yunianto.
Upacara yang diikuti puluhan anak dari sanggar belajar Kongan Pare tersebut berjalan khidmat. Meski terkesan sederhana namun tidak meninggalkan sisi nilai dari upacara bendera merah putih. Sebelum upacara bantaran sungai Kampung Kalirejo juga diberi warna agar terkesan menarik.
Dalam peringatan HUT Kemerdekaan RI ke 78 ini, Antok berpesan kepada generasi muda agar selalu semangat dalam belajar. Tak hanya itu, budaya sopan santun dan etika juga perlu ditamkan sejak dini kepada anak.
"Karena nilai etika adab dan sopan santun saat ini mulai pudar dalam diri anak anak. Maka dari ini para relawan juga memberikan pelajaran di sanggar selain mata pelajaran sekolah," ungkap pria disapa Antok Mbeler.
Disampaikan, Antok Mbeler, ia ingin membuktikan acara yang digelar di sungai ini adalah spirit yang harus senantiasa terus mengalir di dalam kehidupan. Terbukti, sungai yang terus ditinggalkan, membuat segala macam sampah kini tidak terkontrol.
Baca Juga : Peringatan HUT RI ke-78, Wali Kota Madiun Ajak Masyarakat Lakukan Kegiatan Bermanfaat
"Secara spirit mudah- mudahan spirit kemerdekaan harus disampaikan dari banyak titik termasuk di aliran sungai. Karena mungkin hari ini sungai sudah mulai ditinggalkan," ucap Antok Mbeler.
Terakhir, Antok mengungkapkan, maraknya kejadian perkara anak di bawah umur, ia ingin memberikan edukasi agar anak tidak terjerumus ke kenakalan remaja.
"Itulah salah satu pendampingan kami. Terkadang anak-anak itu tidak belajar etika. Untuk itu kita belajari etika. Tidak hanya pintar tapi punya etika," ungkap Antok Mbeler.