JATIMTIMES - Pemerintah Kota (Pemkot) Malang terus berupaya menekan angka pengangguran. Dalam hal ini, dengan berbagai upaya yang dilakukan, Dinas Tenaga Kerja, Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (Disnaker-PMPTSP) Kota Malang menarget angka pengangguran turun lebih dari 2 persen.
Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistika (BPS), saat ini pengangguran di Kota Malang berada di angka 7,66 persen. Kepala Disnaker-PMPTSP Kota Malang, Arif Tri Sastyawan mengatakan, pihaknya menargetkan angka pengangguran bisa turun hingga di bawah 5 persen.
Baca Juga : Rapat Paripurna KUA PPAS Kabupaten Malang, Pendapatan 2024 Ditarget Naik Rp 10,2 Miliar
"Kalau kita meyakini turun ya angka pengangguran. Target kita kalau bisa di bawah 5 persen dari 7 persen yang ada saat ini," jelas Arif belum lama ini.
Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistika (BPS), angka pengangguran terbuka di Kota Malang pada tahun 2020 lalu sebesar 9,61 persen. Sementara pada tahun 2021, terjadi kenaikan sebesar 0,04 persen menjadi 9,65 persen. Hingga akhirnya pada tahun 2022 lalu, BPS mencatat angka pengangguran terbuka di Kota Malang sebesar 7,66 persen.
"Kalau angka (jumlah pengangguran) terbaru masih akan kita evaluasi. Namun kami meyakini pasti turun," ujar Arif.
Dalam hal ini, selain menggelar pelatihan untuk memberikan bekal lebih bagi lulusan sekolah menengah, Disnaker-PMPTSP juga berupaya memberikan fasilitas bagi para pencari kerja. Sehingga, selain membuka peluang kerja juga membuka peluang dalam menciptakan lapangan kerja.
"Karena setiap tahun kan tentu ada lulusan SMA SMK dan perguruan tinggi. Yamg kita sasar (untuk pelatihan) memang SMK, karena sasaran kita SMK seteah lulus bisa membuka usaha dan menciptakan lapangan kerja," jelas Arif.
Sementara lulusan yang memilih untuk mencari kerja juga diupayakan untuk tetap difasilitasi. Salah satunya dengan mengelar job fair, baik dengan menggandeng perguruan tinggi ataupun menggelar job fair secara mandiri oleh Disnaker-PMPTSP.
Baca Juga : Warga Kota Malang Senang Uji Praktik SIM Baru Dipermudah
"Makanya kita gandeng perturunan tinggi untuk membuka job fair. Kalau anggaran kita memang tersedia, tak menutup kemungkinan kita juga akan gelar job fair, untuk membuka lapangan kerja," imbuh Arif.
Menurut dia, persoalan angka pengangguran terbuka tidak terjadi hanya di Kota Malang, namun terjadi merata hampir di seluruh daerah. Terlebih setiap daerah masih harus melakukan penyesuaian atas munculnya pengangguran dampak pandemi covid-19 beberapa waktu lalu.
"Angka di Kota Malang sebesar 7,66 persen kalau di Jawa Timur tidak terlalu tinggi juga tidak terlalu rendah. Jadi berada di tengah-tengah," pungkas Arif.