JATIMTIMES - Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jatim melakukan konsolidasi bersama ratusan ASN di Badan Koordinasi Wilayah (Bakorwil) Pemerintahan dan Pembangunan III Malang. Konsolidasi itu dilakukan di salah satu hotel di Malang, Senin (31/7/2023).
Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa mengatakan bahwa untuk membangun Jawa Timur tidak bisa dilakukan secara simetris. Menurutnya, pembangunan harus dilakukan secara asimetris, karena Jatim memiliki lima subkultur.
Baca Juga : Atasi Bau TPA Tlekung, Pj Wali Kota Batu Bakal Maksimalkan 14 TPS3R
“Seperti kuktur Matraman yakni Bakorwil Madiun, kultur Tapal Kuda yakni Bakorwil Jember, kultur Arek yakni Bakorwil Malang, kultur Madura yakni Bakorwil Pamekasan, dan kultur pantura yakni Bakorwil Bojonegoro,” kata Khofifah.
“Dan Jatim adalah provinsi yang memiliki kota/kabupaten terbanyak se-Indonesia, 38 kabupaten/kota. Kalau di Jawa, Jatim ini terluas,” imbuhnya.
Oleh karena itu, saat itu Khofifah yang menjabat sebagai Gubernur Jatim pada tahun 2019 berkoordinasi dengan Soekarwo atau Pakde Karwo, Gubernur Jatim era sebelumnya yang kemudian menjabat sebagai Dewan Pertimbangan Presiden (Wantimpres).
Kala itu, Khofifah menjelaskan kepada Pakde Karwo agar Bakorwil tetap dihidupkan. Dan saat itu juga, Khofifah meminta kepada Menteri Dalam Negeri (Mendagri) yang saat itu dijabat oleh Alm Tjahjo Kumolo.
“Kenapa harus asimetris karena ada 5 subkultur, akhirnya saya menyampaikan kami mengusulkan agar Bakorwil tetap dihidupkan. Akhirnya hanya Jatim yang diizinkan Bakorwil nya tetap,” beber Khofifah.
“Di Bakorwil ada sejumlah UPT, oleh karena itu ini adalah miniatur provinsi. Tugas kompleks di Bakorwil harus terus dikonsolidasikan,” sambung Khofifah.
Baca Juga : Majukan Desa, Bank Jatim dan Kemendesa PDTT Lakukan Kerja Sama dalam Asean SOMRDPE Indonesia
Dijelaskan Khofifah, konsolidasi ini adalah yang pertama dari 5 Bakorwil. “Dan masih ada 4 Bakorwil, direncanakan Agustus ini semua bisa dilakukan, sehingga pertemuan ASN dalam koordinasi Pemprov di semua sektor ada di sini,” kata Khofifah.
Konsolidasi sendiri menurut Khofifah sangat penting. Karena keberadaan ASN di Bakorwil membantu kinerja Pemprov Jatim. Terutama untuk melaksanakan tugas yang mendesak.
“Jika ada sesuatu dan dibutuhkan quick respon pada mereka, maka mereka harus siap dengan quick respon. Misalnya, kita tidak menginginkan tapi Jatim ini ring of fire dan Indonesia juga ring of fire. Jadi kalau misal ada bencana alam yang tidak kita inginkan dan itu terjadi, maka kegotongroyongan seluruh ASN yang ada di Bakorwil bisa langsung memberikan quick respon,” jelas Khofifah.