JATIMTIMES - Pernahkah kamu begadang di malam hari kemudian mengganti tidur di pagi atau siang hari? Perawat Afriezal Kamil atau akrab disapa Rizal Do yang juga penulis buku "Andai Dalam Sel-Sel Tubuhmu Berbicara" mencontohkan jika kamu ingin maraton drama, nugas atau kerja semalaman sampai subuh, lalu setelah itu tidur sampai siang. Bolehkah demikian? Toh yang penting durasinya tetep 7 jam/hari.
Menurut Rizal Do, dikutip akun Twitternya, Jumat (21/7/2023), meski idealnya durasi tidur yang disarankan adalah 7–8 jam, tapi kapan waktu tidur itu bisa memengaruhi kualitasnya. Padahal, tidur bukan soal durasi aja, melainkan kualitas juga.
Baca Juga : Geger! Tanaman Jagung Warga Desa Kalipucung Blitar Dipanen Maling
"Singkatnya sih, yaa ga boleh! Mengganti tidur malam ke pagi. Karena jam biologis tubuh tuh gak ngikut rencana kita, tapi ngikut perubahan siang dan malam," ungkap dia.
"Pemeran utamanya tuh cahaya matahari. Normalnya, berkas cahaya yang nyampe di mata akan turun ketika malam tiba. Ini ngasih sinyal ke otak buat ngelepas hormon melatonin," imbuh dia.
Lebih lanjut Rizal Do menjelaskan jika melatonin itu adalah hormon yang lazimnya dilepas sewaktu malam. "Dia (hormon) yang bikin kita ngantuk. Masalahnya, ketika lu mutusin buat begadang untuk kerja/maraton series, ada berkas cahaya tambahan yang ikutan masuk. bisa dari lampu atau sinar gadget. Ini bikin bingung otakmu," terangnya.
Kata Rizal Do, begadang terjadi karena otak kaget mata masih memberi kabar jika ada penambahan berkas cahaya yang masuk tiba-tiba tanpa permisi di jam yang bukan seharusnya.
"Gelisah dong si otak karena melatonin udah kadung disebar di seluruh tubuh. Kalau ada interupsi begini, otak jadi ga punya pilihan lain," jelas dia.
Akhirnya lawan dari melatonin, si hormon stres yakni aka Kortisol dilepas oleh otak. Adanya kortisol yang seharusnya waktu-waktu manusia istirahat malah membuat stres organ-organ tubuh.
"Kebiasaan switch waktu tidur kaya gini bikin kacau sistem tubuh karena jam biologismu bingung," kata dia.
Sebab jika organ mengetahui kortisol meningkat, maka sel-sel dalam tubuh panik. "Sebagian sel di jantung gelisah bukan main. Pelipisnya mulai ngucur keringat dingin. Mereka melihat bekuan-bekuan darah mulai terbentuk di dalam darahmu. Belum lagi kalo malam biasanya pada menurun kan aktivitas fisiknya?," jelas dia.
"Gak cuma itu aja. Kortisol ini bisa bikin bingung sel imun juga. Aktivitas peradangan jadi terpicu gara-gara reaktivasi stres akibat kortisol. Situasi di dalam sistem kardiovaskular makin amsyong. Akhirnya kamu jadi ngerti kenapa otak bisa panik pas tahu kortisol meningkat di waktu yang salah," imbuhnya.
Oleh karenanya, kebiasaan begadang atau aktivitas malam lainnya jika dipertahankan bisa bikin rusak tubuhmu. Risiko-risiko penyakit jantung dan pembuluh darah bisa meningkat, bahkan termasuk diabetes juga meningkat. Sebab kortisol mampu mengaktifkan glukoneogenesis dengan memecah protein di dalam liver sehingga menambah jumlah glukosa dalam darah.
Baca Juga : Ibu di Malang Nekat Akhiri Hidup Usai Habisi Nyawa Anak Kandung, Tetangga Sempat Dengar Suara Jeritan
Terus gimana? Nih coba ikutin tips di bawah kalau mau tetep sehat meski lagi maraton series atau lagi kerja begadang malam hari, mengutip cuitan perawat Rizal Do:
1. Jangan maraton sampai begadang ketemu pagi. Mending dituker besoknya, pagi ketemu sore
2. Tiap 4 jam sekali kudu berhenti. Bergeraklah, entah makan, buang air, minum, stretching, dll 20-30 menit. Lalu lanjut lagi
3. Bawa botol minum di dekatmu. Jangan sampai lupa minum!
4. Kalau lapar/masuk jadwal makan, berhenti dan makan dulu
5. Kalau nyemil, usahakan buah saja. Atau kalau mau snack, selalu sadar porsi dan waktu
6. Jangan makan sambil nonton. Makan yang terdistraksi tuh tidak baik buat badan.
"Mau gimanapun, maraton nonton/baca buku tuh ga bagus karena badan lebih banyak diam daripada gerak. Tapi di era sedentary life begini, kegiatan maraton emang ga asing. Tapi lebih baik jangan sering-sering. Tetaplah sehat meski maraton!," pungkas Rizal Do.