JATIMTIMES - Gempa bumi dengan magnitudo M 6,0 mengguncang wilayah Bantul, Yogyakarta pada Jumat (30/6/2023) malam. Pasca gempa utama tersebut, terjadi 41 kali gempa susulan.
Hal itu seperti diungkapkan Kepala Pusat Gempabumi dan Tsunami BMKG Daryono melalui akun Twitter @DaryonoBMKG pada Sabtu, (1/7/2023).
Baca Juga : Gemakan Hari Raya Idul Adha: FIFGROUP Tebar Kurban 3 Sapi dan 399 Kambing untuk Indonesia
"Sebanyak 41 kali gempa susulan pasca gempa 6,0 di selatan Yogyakarta," tulis Daryono, dikutip Sabtu (1/7/2023).
Sebelumnya diketahui, gempa utama berkekuatan M 6 berpusat di barat daya Bantul terjadi sekitar pukul.19.57 WIb. Guncangan gempa tersebut dirasakan hingga Jawa Timur, termasuk di Malang.
Akibat dari gempa tersebut, satu orang warga Pedukuhan Wonodor, Kelurahan Mulyodadi, Kapanewon Bambanglipuro meninggal dunia. Bukan karena tertimpa reruntuhan, korban meninggal lantaran terjatuh dari tempat tidur saat gempa. Juga dilaporkan salah satu warga lainnya mengalami luka-luka karena tertima reruntuhan bangunan.
Selain itu, akibat gempa juga dilaporkan puluhan rumah rusak ringan hingga sedang di Kabupaten Gunung Kidul.
Lebih lanjut, Daryono menjelaskan jika Bantul, Yogyakarta merupakan kawasan seismik aktif dan kompleks, karena terletak pada jalur sumber gempa sesar aktif yaitu Sesar Opak yang memiliki potensiMw6,6.
Baca Juga : Punya Usaha Indekos di Malang? Waspada Modus Penipuan Ini
"Selain itu, Bantul juga berdekatan dengan jalur sumber gempa Megathrust Segmen Jawa Tengah dan Jawa Barat dengan potensiMw8,7," cuitnya.
Menurut Daryono, Megathrust Selatan Jawa dan Sesar Opak yang sangat aktif memicu Gempa Dangkal dalam berbagai variasi magnitudo dan kedalaman.
"Berdasarkan peta seismisitas Pulau Jawa dan sekitarnya tampak bahwa sumber gempa Megathrust Selatan Jawa dan Sesar Opak tampak gempa sangat aktif memicu Gempa Dangkal dalam berbagai variasi magnitudo dan kedalaman," pungkasnya.