JATIMTIMES - Jika saat musim hujan bencana yang mendominasi Kota Batu adalah tanah longsor, saat musim kemarau yakni Kebakaran Hutan dan Lahan (Karhutla). Karhutla menjadi salah satu perhatian Pemkot Batu saat musim kemarau.
Melihat sebagian kawasan Kota Batu adalah hutan dan lahan. Dari data Badan Penanggulangan Becana Daerah (BPBD) Kota Batu masing-masing desa di seluruh kecamatan di Kota Batu masuk dalam kategori kelas bahaya level sedang.
Baca Juga : Vila Songgoriti Kota Batu Masih Diminati Wisatawan, Keterisian Kamar 70 Persen
Kasi Pencegahan dan Kesiapsiagaan BPBD Kota Batu, Gatot Nugroho mengatakan, ada 5 desa di Kecamatan Bumiaji yang memiliki luas hutan dan lahan bahaya kategori tinggi. Yakni terluas di Desa Tulungrejo seluas 782,48 hektar, Desa Sumber Brantas 540,59 hektar.
“Selanjutnya di Desa Sumbergondo 115,85 hektar, Desa Bumiaji 31,33 hektar dan Desa Bulukerto 0,27 hektar,“ ucap Gatot.
Sedangkan dari jumlah keseluruhan 24 desa/kelurahan di Kota Batu, luas potensi kebakaran hutan dan lahan kategori sedang seluas 14073,52 hektar, dan potensi kebakaran hutan dan lahan kategori tinggi seluas 1470,52 hektar.
Mengantisipasi karhutla BPBD Kota Batu memastikan personel BPBD akan siaga 24 jam jika hal itu terjadi. Titik pantau juga dilakukan di dua gunung yakni Panderman Arjuno.
Melihat keduanya kerap terjadi kebakaran saat musim kemarau. Bahkan beberapa tahun lalu, kebakaran di Gunung Arjuno hingga diatasi pemadaman lewat udara dengan menggunakan beberapa helikopter.
Badan Meteorlogi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memprediksi musim kemarau tahun 2023 akan tiba lebih awal dari sebelumnya. Karena itu Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) fokus pada enam provinsi titik hotspot.
Baca Juga : Momen HUT ke-42, Perumda Tirta Kanjuruhan Fokuskan Pembangunan Malang Selatan
Keenam provinsi itu meliputi; Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan Timur, Jambi, Sumatera Selatan dan Riau. “BNPB akan berfokus pada enam provinsi yang kerap kali ditemukan titik hotspot,” kata Kepala BNPB, Letjen TNI Suharyanto.
Puncak musim kemarau 2023 diprediksikan terjadi di Agustus 2023. Wilayah yang akan mengalami musim kemarau lebih awal pada bulan April meliputi Bali, NTB, NTT, sebagian besar Jawa Timur.
Sedangkan wilayah yang memasuki musim kemarau pada bulan Mei meliputi sebagian besar Jawa Tengah, Yogyakarta, sebagian besar Jawa Barat, sebagian besar Banten, sebagian Pula Sumatera bagian selatan, Papua bagian selatan.