JATIMTIMES - Wali Kota Malang Sutiaji menyambut baik langkah Bank Jatim yang terus berkomitmen dalam berkolaborasi dengan Pemerintah Kota (Pemkot) Malang. Hal tersebut disampaikan saat memberikan arahan dalam kegiatan Building Strategic Partnership yang digelar oleh Bank Jatim, Jumat (12/5/2023).
Sutiaji mengatakan, dalam membangun sebuah kolaborasi, tentu setidaknya dilakukan oleh dua belah pihak. Dan dalam hal ini yakni antara Bank Jatim sebagai Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) dengan Pemkot Malang sebagai salah satu mitranya.
Baca Juga : Sempat Jadi Sorotan Lantaran Dituding Wahabi, Ustaz Hanan Attaki Siap Mati Usai Baiat ke NU
"Yang namanya kerjasama harus ada dua belah pihak yang saling memberikan support dengan satu visi yang sama. Kalau kerjasama, mesti diharapkan ada satu visi yang sama visi yang sama adalah dalam rangka ini membangun daerah," ujar Sutiaji.
Salah satu hal yang telah dihasilkan dalam kolaborasi yang sudah terbangun itu adalah deviden, atau bagi hasil atas penyertaan saham dari Pemkot Malang kepada Bank Jatim. Dimana berdasarkan RUPS Bank Jatim pada 2022 lalu, deviden kepada mitra disepakati sekitar 21 persen.
Dalam hal ini, Pemkot Malang menerima deviden sebesar Rp 5,7 Miliar. Dimana angka tersebut sekitar 21 persen dari penyertaan saham Pemkot Malang kepada Bank Jatim sebesar Rp 27 Miliar.
"Harus mengutamakan bank milik daerah bank milik kita ini yang penyertaan modal saja muncul di angka 5,7 miliar bagi hasilnya. Uang (penyertaan modal) tidak berputar ke mana-mana, tapi ke bank milik kita karena dividennya kembali ke kita," terang sutiaji.
Dirinya pun memberikan apresiasi kepada Bank Jatim atas capaian tersebut. Sebab menurutnya, dengan prosentase sebesar 21 persen tersebut, Bank Jatim menempati urutan teratas sebagai BUMD se Jawa Timur.
Untuk itu, dirinya berharap kolaborasi yang sudah terbangun dengan baik ini dapat terus dilanjutkan. Sebab menurutnya, hal tersebut juga saling memiliki keterkaitan. Baik bagi Pemkot Malang dalam hal pembangunan daerah maupun bagi Bank Jatim dalam pengembangannya sebagai BUMD Provinsi Jawa Timur.
"Kenapa karena kita sudah mulai kompetisi, terlebih Bank Jatim juga sudah go publik pemilik sahamnya bukan pemerintah saja namun seluruh masyarakat. Memang pemilik saham utama adalah Pemda, provinsi Jawa Timur tapi ketika sudah go publik, yang melihat dan yang memelototi adalah semua pihak," pungkas Sutiaji.
Baca Juga : BREAKING NEWS! Ustaz Hanan Attaki Sah Jadi Warga NU, Dibaiat KH Marzuki Mustamar di Malang
Sementara itu, Pemimpin Cabang Bank Jatim Malang Deddy Adjie Wijaya mengatakan, untuk terus mengembangkan kolaborasi tersebut, pihaknya juga tengah menyiapkan langkah. Yakni dengan melakukan Transformasi Human Capital.
"Jadi dari sisi manajemen, kami berusaha melakukan Tranformasi Human Capital. Merubah mindset teman-teman. Jadi untuk membangun mindset untuk pelayanan, tidak menunggu bola, dan tidak hanya duduk di kantor, mindset itu yang harus dibangun," jelas Adjie.
Dengan hal tersebut, pihaknya berusaha menjalin hubungan lebih dari sekadar kemitraan. Namun menurutnya, mengarah pada keluarga. Tujuannya, agar tidak hanya terbangun hubungan antara perbankan dengan nasabah nya saja.
"Bank Jatim bukan hanya mitra tapi keluarga, kenapa keluarga karena kami diberikan amanah untuk mengelola keuangan daerah. Dan hasil dari pengeluaran keuangan daerah ini berupa pendapatan dan laba. Kami kembalikan dalam bentuk deviden," jelas Adjie.
