JATIMTIMES - Sejumlah kampung tematik di Kota Malang dikabarkan tengah mati suri. Hal tersebut lantaran kunjungan ke kampung-kampung tematik tersebut terus mengalami penurunan.
Catatan dari kelompok sadar wisata (Pokdarwis) Kota Malang, dari 23 kampung tematik yang ada setidaknya 7 yang disebut nyaris tak beroperasi sebagai destinasi wisata. Sementara lainnya, ada 5 kampung sudah maju, 5 kampung berkembang dan 6 kampung sedang bangkit.
Baca Juga : Driver Ojol Jadi Korban Pembacokan Begal di Pantai Ngudel, Polisi: Hoaks
Ketujuh kampung tematik yang disebut sedang terpuruk itu adalah Kampung Rolak Indahku, Kampung Lampion, Kampung Karangbesuki, Kampung Kuburan Londo, Kampung Bambu Mewek, Kampung Gerabah dan Kampung Topeng.
Koordinator Pokdarwis Kota Malang Isa Wahyudi mengatakan, ada berbagai faktor yang melatarbelakangi terpuruknya 7 kampung tematik itu. Mulai adanya konflik internal, belum paham manajemen wisata, tak mendapat perhatian dari Pemerintah Kota Malang hingga tak ada anggaran perbaikan sarana.
"Ini perlu disupport. Yang kami lakukan rencana kami mau umumkan mengadakan gerakan donasi kampung," ujar pria yang akrab disapa Ki Demang ini.
Ia mengatakan, gerakan donasi itu akan dilakukan dengan melibatkan kampung tematik yang lain. Terutama kampung tematik yang lebih maju dan lebih banyak tingkat kunjungan wisatanya.
"Jadi nanti kami donasikan lampion untuk Kampung Lampion, kita donasikan gerabah dengan cara membeli gerabah di Kampung Gerabah dan kemudian donasi di Kampung Topeng dengan cara menghias kembali topeng. Itu akan kita lakukan," terangnya.
Baca Juga : Pelaku Wisata Kampung Tematik Kota Malang Akan Disertifikasi
Selain itu, gerakan donasi itu juga akan dilakukan dengan membeli produk yang ada di kampung tematik tersebut. Bahkan tidak menutup kemungkinan juga akan dilakukan melakukan perawatan secara bersama di kampung tematik yang disebut mati suri itu.
Selain itu, setidaknya ada sebanyak 100 pelaku wisata dari 23 kampung tematik akan diikutkan sertifikasi tour manajemen. Dalam hal ini, pihaknya juga akan menggandeng lembaga sertifikasi profesi (LSP) dan badan nasional sertifikasi profesi (BNSP).
"Kami akan fasilitasi seluruh kampung untuk melakukan sertifikasi agar semua pengelola dapat sertifikat tour manajemen. Kami kerjasama dengan LSP dan sudah izin ke Pemkot Malang," pungkasnya.