JATIMTIMES - Sebanyak 6 KK warga Kelurahan Tanjungrejo, Kecamatan Sukun, masih mengungsi di balai singgah milik gereja setempat. Hal tersebut lantaran rumah keenam KK ini rusak berat terdampak longsor pada Sabtu (29/4/2023).
Di balai singgah ini, setidaknya 6 KK yang terdiri dari sekitar 18 orang sementara tinggal di sana sembari menunggu kepastian, apakah nantinya akan terpaksa kembali tinggal di rumah mereka yang rusak atau ada pilihan yang lebih baik.
Baca Juga : Liburan di Pantai Serang Blitar, Remaja Asal Mojokerto Hilang Terbawa Arus saat Berenang
Di dalam bangunan tersebut, ada beberapa kamar, yang bisa ditempati bagi keluarga yang masih memiliki anak kecil. Sementara di bagian ruang tengah tampak ditempati kasur berjajar.
Salah satu warga terdampak, Mujiati (63), mengaku masih trauma atas longsor tersebut. Apalagi, di rumah yang sudah ia tinggali lebih dari 20 tahun itu, sudah terjadi longsor sebanyak 3 kali.
"Dulu yang pertama itu masih kecil. Kedua sekitar tahun 2021. Lalu tahun ini juga terjadi lagi. Ya takut mau pulang," ujar Mujiati saat ditemui di pengungsian.
Kendati merasa trauma, dirinya juga tak dapat berbuat banyak. Sebab, ia mengaku juga tak punya pilihan selain tinggal di rumah yang ia tinggali bersama anak cucunya tersebut.
"Sama anak, menantu dan cucu. Jadi, tinggal berlima. Mau gimana lagi, saya juga orang nggak punya," ungkap Mujiati.
Baca Juga : Begini Kondisi Terbaru Rumah Terdampak Longsor di Tanjungrejo
Dirinya pun berharap bisa mendapat perhatian dari Pemerintah Kota (Pemkot) Malang. Terutama setidaknya agar bisa mendapat pilihan atau solusi lain untuk mendapat tempat tinggal yang lebih baik.
Sebagai informasi, lokasi tempat berdirinya rumah yang terdampak longsor itu memang dinilai rawan. Sebab, posisinya yang berada di sempadan sungai tanpa ada konstruksi pelengsengan sebagai penguat.
Apalagi ketinggiannya mencapai kurang lebih 15 meter. Pelengsengan hanya terlihat di beberapa bagian saja. Itu pun juga ada beberapa bagian yang tampak sudah keropos tergerus air.