JATIMTIMES - Kementerian Kesehatan (Kemenkes) meminta masyarakat Indonesia tetap waspada terhadap penularan subvarian Omicron XBB 1.16 alias Arcturus di Indonesia.
Kemenkes menilai jika subvarian Covid-19 tersebut dinilai sebagai salah satu penyebab kenaikan kasus Covid-19 di Indonesia dalam beberapa pekan terakhir.
Baca Juga : Program J-Chat Penting, Inovasi RSD dr Soebandi dalam Penanganan Balita Stunting
Juru Bicara Kemenkes, Mohammad Syahril, mengatakan kewaspadaan perlu ditingkatkan lantaran Indonesia memiliki pola kenaikan kasus yang sama dengan India setiap muncul varian baru Covid-19.
Terlebih menurutnya saat ini India dan Singapura merupakan dua negara dengan kasus Arcturus tertinggi.
"Kalau kita trace lagi ke belakang, kurang lebih polanya sama dengan di India, ada varian baru, terjadi lonjakan kasus," kata Syahril dikutip dari situs resmi Kemenkes, Minggu (30/4).
Selanjutnya Syahril menambahkan, salah satu upaya pemerintah meminimalisir lonjakan kasus adalah dengan menggenjot program vaksinasi Covid-19 di Indonesia, baik primer hingga dosis penguat alias booster.
Kemenkes sendiri kata Syahril telah memperbarui regimen pemberian vaksin virus corona booster di Indonesia.
Terbaru, vaksin buatan dalam negeri IndoVac dapat digunakan sebagai booster dari vaksin primer Pfizer lantaran stok Pfizer juga mulai menipis di daerah, terutama di DKI Jakarta yang dilaporkan habis.
Tak berhenti disitu saja, vaksin buatan dalam negeri lainnya, Inavac, juga dapat digunakan sebagai booster Sinovac. Ketetapan itu diatur melalui dalam Surat Edaran Nomor IM/02.04/2034/2023 yang diteken Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Kemenkes Maxi Rein Rondonuwu pada 26 April 2023.
"Agar pandemi dapat terus terkendali, pemerintah menambahkan jenis vaksin booster untuk meningkatkan proteksi masyarakat dari Covid-19, terutama bagi masyarakat rentan," ujar Syahril.
Baca Juga : Antisipasi Kemungkinan Longsor Susulan, BPBD Kota Malang Imbau Warga Waspada Gerakan Tanah
Sementara, untuk jumlah penambahan kasus virus corona di Indonesia menunjukkan tren peningkatan. Dalam sepekan misalnya, kenaikan kasus konfirmasi Covid-19 mencapai 95,7 persen, pun dengan kasus kematian Covid-19 yang dilaporkan meningkat mencapai 60 persen.
Rinciannya, selama periode 16-22 April, jumlah kasus Covid-19 yang dilaporkan berjumlah 7.015 kasus, lalu naik menjadi 13.731 kasus konfirmasi Covid-19 selama rentang periode 23-29 April.
Sedangkan untuk kasus kematian Covid-19, tercatat selama sepekan terakhir berjumlah 96 kasus. Jumlah itu lebih tinggi dibandingkan periode 16-22 April yang mencatatkan 60 kasus kematian.
Apabila dilihat dari kedua tren kenaikan tersebut, jumlah testing mingguan Covid-19 di Indonesia juga terpantau mengalami tren kenaikan kendati tak signifikan. Pun dalam kasus tertinggi per 14 April misalnya yakni 2.074 kasus sehari, jumlah pemeriksaan harian malah lebih rendah dari hari sebelumnya.
Selama periode 16-22 April sebanyak 65.649 orang telah diperiksa. Sepekan setelahnya, jumlah warga yang diperiksa naik 36,83 persen menjadi 89.834 orang.
Dari capaian pemeriksaan Covid-19 itu dihitung berdasarkan hasil pemeriksaan menggunakan metode polymerase chain reaction (PCR) alias tes swab, tes cepat molekuler (TCM), dan rapid test antigen.