JATIMTIMES – Safari Ramadhan dengan dikemas dalam balutan Jember Berbagi, yang dilakukan Bupati Jember bersama jajaran, Sabtu (1/4/2023) memasuki hari ke 5 bertempat di Kecamatan Patrang Jember.
Seperti di beberapa lokasi safari ramadan yang sudah dilalui, di acara Jember Berbagi di kawasan kota juga tidak jauh berbeda dengan kecamatan lain yang sudah dikunjungi, mulai dari menggelar pasar murah, membagi bantuan sembako, bantuan gizi ibu hamil, mengunjungi warga tidak mampu dan juga memberikan sertifikat waqaf ke sejumlah Masjid maupun Musala.
Baca Juga : Maret 2023, 28 Kejadian Bencana Alam Landa Kota Batu
Namun, dalam acara Jember Berbagi yang digelar di kawasan kota ini, ada perbedaan dan sekaligus menjadi tolak ukur, serta evaluasi yang harus dilakukan oleh jajarannya, salah satunya adalah memerangi kemiskinan ekstrem yang terjadi di Jember.
Hal ini disampaikan Bupati Jember H. Hendy Siswanto saat mengunjungi rumah Ibu Misnati yang ada di salah satu Gang di Jalan Manggar Kelurahan Gebang {Patrang, meski hidup ditengah kota, ternyata kondisi ibu Misnati tidak jauh berbeda dengan masyarakat miskin di pinggiran, dimana untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari masih harus mengais padi (ngasak), mencari kayu bakar untuk dijual dan membuat sapu lidi.
Di depan Bupati, perempuan yang selama ini tinggal sendiri di kontrakan dengan biaya sewa per tahun Rp. 500 ribu, dengan dinding yang terbuat dari triplek, juga berani menyatakan, jika selama ini dirinya belum pernah mendapatkan bantuan apapun dari pemerintah.
“Saya belum pernah mendapatkan bantuan dari pemerintah pak, untuk memenuhi kehidupan sehari-hari, saya mencari gabah di sawah, mencari kayu bakar untuk dijual, maupun membuat sapu lidi, dengan pendapatan yang tidak tentu, kadang 7 ribu, kadang ya 10 ribu,” ujar Misnati.
Melihat kenyataan ini, Bupati merasa terenyuh, bahwa kondisi ibu Misnati inilah yang bisa dikatakan masuk kategori kemiskinan ekstrem yang sebenarnya, sehingga benar-benar dibutuhkan kehadiran pemerintah untuk membantu dan masuk dalam data P3KE (Pensasaran Percepatan Pengentasan Kemiskinan Ekstrem)
“Kondisi Ibu Misnati inilah yang masuk kategori kemiskinan ekstrem yang sebenarnya, yang benar-benar harus dibantu, berbeda dengan kemarin waktu disilo, di DTKS (Data Terpadu Kesejahteraan Sosial) namanya tercantum sebagai penerima bantuan P3KE, tapi memiliki kendaraan, bahkan mereka tidak mau menerima bantuan, sehingga hal ini yang akan kami perbaiki dengan melakukan verfak dan evaluasi,” ujar Bupati yang didampingi Lurah Gebang, Camat dan Kepala Dinas Sosial.
Baca Juga : Bupati Banyuwangi Apresiasi Warga Kembangkan Obat Hebal
Bupati juga menyampaikan, bahwa ketidak singkronnya data di DTKS dengan data di lapangan, pihaknya akan terus melakukan update setiap waktu secara berkala, sehingga akan menjadi perhatian dari pemerintah pusat, dan bantuan yang diberikan bisa tepat sasaran.
Bupati juga bersyukur, bahwa dnegan acara Jember Berbagi, dimana dirinya turun dan bertemu dengan masyarakat langsung, bisa mengetahui kondisi yang sebenarnya, dan hal ini akan terus dilakukan selama dirinya menjabat.
“Saya sangat bersyukur bisa menggelar kegiatan Jember Berbagi ini, dan ini kami jadikan sebagai obat capek kami, dimana salah satunya adalah berinteraksi dengan masyarakat, seperti Ibu Misnati ini, adanya program J-Berbagi ini kami hadir untuk masyarakat guna mengetahui dan menindaklanjuti hal-hal seperti ini agar semua yang masuk kriteria penerima bantuan bisa dapat berlanjut mendapatkan bantuan sehingga meringankan beban masyarakat tersebut,” pungkas Bupati Jember. (*)
