JATIMTIMES - Wali Kota Malang Sutiaji meminta kepada tim pengendali inflasi daerah (TPID) untuk mulai mewaspadai harga bahan pokok. Hal tersebut lantaran hingga hari kelima Bulan Ramadan 1443 H ini sudah mulai ada fluktuasi harga bahan pokok.
Setidaknya ada 5 komoditi di Kota Malang yang tengah dipantau lantaran mulai ada kenaikan harga. Yakni telur dan daging ayam ras, telur dan daging ayam kampung, cabai merah besar, cabai rawit dan ada beberapa lainnya.
Baca Juga : Polda Jatim Amankan 231 Kg Bahan Peledak, 3 Pelaku Produsen dan Pengedar Ditangkap
“Tim inflasi harus mulai waspada. Ada yang harganya naik ada yang fluktuasi,” kata Wali Kota Malang Sutiaji.
Namun demikian, sejauh ini dari laporan yang ia terima fluktuasi atau bahkan kenaikan harga yang terjadi masih terbilang stabil. Namun dirinya tetap meminta agar kepada TPID Kota Malang agar bisa terus memantau perkembangannya.
"Seperti daging ayam, mengalami kenaikan. Setelah saya tarik dari 3 tahun terakhir, sebelum covid saat covid dan pasca, trend kenaikan rata di angka 0,03 sampai 0,05 persen. Ini yang kita awasi benar supaya tidak ada gejolak yang tinggi," jelas Sutiaji.
Dirinya pun mengaku sempat terkejut saat pihaknya diingatkan oleh Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Timur terkait fluktuasi harga bahan pokok. Sebab menurutnya, pergerakan harga bahan pokok yang terjadi di Kota Malang masih cenderung stabil.
"Saat ini, mohon maaf memang kemarin kami yang termasuk diingatkan oleh Provinsi. Lalu saya runut, kita kan inflasi terendah se-Jatim, hanya pelaporan saja. Jadi laporan itu ada di tusi (tugas dan fungsi) nya inspektur," terang Sutiaji.
Baca Juga : Polisi Tetapkan Satu Tersangka Buntut Ledakan Petasan di Magelang
Dirinya pun berharap kenaikan harga bahan pokok yang terjadi di Kota Malang tidak terlalu tinggi. Sebab jika terlalu tinggi, dikhawatirkan bisa berdampak pada daya beli masyarakat yang juga akan berpengaruh pada inflasi di Kota Malang.
"Harapan kami bisa di bawah itu (0,03-0,05 persen) sehingga tidak terjadi inflasi di kota malang yang tidak terkendali. Ini tolong harus dikendalikan bersama. Harus dikawal itu. Karena kalau naik, akan berdampak pada daya beli masyarakat. Kalau daya beli tidak terkontrol, akan berdampak kemiskinan bertambah. Dampaknya juga ada pengangguran," pungkas Sutiaji.