JATIMTIMES - Kolaborasi dari semua pihak menjadi kunci atas kelestarian lingkungan di Kota Malang. Baik dari Pemerintah Kota (Pemkot) Malang, pelaku usaha di skala kecil hingga besar di segala sektor hingga peran serta masyarakat.
Hal tersebut disampaikan oleh Wali Kota Malang, Sutiaji. Menurutnya, untuk itulah dalam pembagunan ekonomi dengan segala aktivitas yang masuk di Kota Malang termasuk investasi harus juga harus memenuhi beberapa persyaratan yang berkaitan dengan lingkungan.
Baca Juga : Marak Penipuan Tilang Digital, Polisi Minta Masyarakat Tidak Asal Buka Tautan WhatsApp
"Ketika kenapa sih harus ada Amdal (analisa mengenai dampak lingkungan), lalu UKL/UPL dan seterusnya, itu dalam rangka menyeimbangkan kebutuhan masyarakat dengan kebutuhan lingkungan," ujar Sutiaji.
Untuk itu menurutnya, semua pihak termasuk yang bergerak langsung dalam aktivitas ekonomi sudah seharusnya tidak melulu pada usaha untuk mencapai profit. Namun juga harua memperhatikan tanggung jawabnya terhadap lingkungan sekitar.
"Ini kan kolaborasi, jadi harus ada kepatuhan dari para pihak. Satu sisi itu harus dijaga, jangan hanya mengejar profit saja, dan menafikan masalah lingkungan," jelas Sutiaji.
Sutiaji mengatakan, terkait hal itu untuk saat ini masih belum diperlukan adanya aturan baru. Sebab, setidaknya semua pihak yang terlibat dalam aktivitas ekonomi baik di sektor industri, pariwisata, kesehatan, UMKM hingga BUMD sudah bisa memperhatikan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW).
"Tidak perlu ada aturan baru. Ya setidaknya bisa mengacu pada RTRW saja. Masalah standarisasi juga sudah dipenuhi semua," imbuh Sutiaji.
Baca Juga : Angkat Tema Lingkungan, UB Bersama UM Jadi Tuan Rumah Sidang Paripurna MDBG PTNBH 2023
Selain itu, dirinya juga menghubungkan pentingnya menjaga lingkungan dengan upaya Pemkot Malang dalam menekan angka stunting. Sebab dirinya, menilai bahwa dengan lingkungan yang bersih bisa mendorong seseorang untuk lebih berpola hidup sehat.
"Yang namanya pengaruh stunting ini kan ada di kesehatan, kalau lingkungan tidak baik bisa mendorong seseorang untuk tidak berpola hidup sehat," pungkas Sutiaji.