JATIMTIMES- Badan Pelestarian Kebudayaan (Bapelbud) Wilayah 11 terus bekerja dalam ekskavasi Candi Gedog. Salah satu temuan dari eskavasi ini, Bapelbud berhasil menemukan beberapa komponen dan struktur candi yang berlokasi di Kelurahan Gedog, Kecamatan Sananwetan, Kota Blitar.
Informasi yang dihimpun JATIMTIMES dari laman situs resmi Pemkot Blitar, salah satu temuan penting dari ekskavasi ini adalah ditemukannya struktur baru yang cukup rapi dari arah barat laut pada ekskavasi hari ketujuh, Senin (13/3/2023). Temuan tersebut mengarah pada asumsi bahwa terdapat dua bangunan di Candi Gedog, yaitu bangunan induk dan penyerta. Petunjuk itu juga diperkuat dengan temuan susunan batu yang berisi pecahan fragment gerabah.
Pada candi pada umumnya, temuan itu mengindikasikan pripih halaman candi,” jelas Arkeolog Bapelbud Wilayah II, Nugroho Harjo Lukito.
Nugroho menegaskan, asumsi dan indikasi terkait pripih halaman candi ini masih bersifat sementara. Karena tidak menutup kemungkinan, temuan yang ada merujuk pada sebuah bangunan induk yang terbagi dalam beberapa bagian. Sehingga perlu kajian lebih lanjut dari tim ekskavator.
“Dalam sisa waktu yang ada, kami dari Bapelbud akan mengupas bagian pagar candi yang menjadi target awal ekskavasi. Nah, yang bagian selatan galian juga belum kita gali ini ya. Jadi kita belum tau keseimbangan candi, apakah ada kemungkinan bangunan ke tiga candi. Seperti candi pada umumnya," imbuhnya.
Sementara itu, ekskavasi Candi Gedog tahun 2023 ini dimulai 7 Maret lalu. Tim ekskavator dari Bapelbud Wilayah 11 mendapat alokasi selema 10 hari kerja dari Pemerintah Kota Blitar.
Sekedar mengingatkan, Candi Gedog menjadi salah satu tempat yang mengundang penasaran warga Kota Blitar, Jawa Timur. Konon, di bawah pohon beringin besar itulah puncak candi berada. Seperti yang dideskripsikan Sir Thomas Stamford Raffles dalam bukunya History of Java. Di bawah pohon beringin juga, cerita tragis Joko Pangon menjadi tutur yang melegenda.
Baca Juga : Bawa Kabur 2 Motor Milik Penghuni Kos, Maling di Kota Blitar Tinggalkan Benda ini
Ketimbang menyebut Candi Gadog, masyarakat Kota Blitar di yang bermukim di sekitar candi lebih familiar dengan nama Candi Joko Pangon. Legenda ini menyebutkan, Joko Pangon adalah orang yang datang dari wilayah barat dan dianggap berasal dari keluarga bangsawan Mataram Islam, atau setidaknya prajurit dari Mataram.
Joko Pangon dipercaya sebagai "sing babat alas" atau yang membuka hutan, sekaligus pemberi nama kawasan (Gedog). Pengembaraannya ke kawasan itu sebagai bagian dari keinginannya mendulang ilmu pengetahuan. Tentunya tak hanya ilmu kanuragan, tapi juga ilmu peternakan, seperti mengembangbiakan kerbau.
Begitu kuatnya legenda Joko Pangon, membuat sejumlah warga Kelurahan Gedog hingga hari ini masih rutin memberikan sesaji di sekitar situs. Lokasi ini memang dikenal warga sebagai tempat 'wingit' atau angker. Di tempat itu--terutama pada pohon beringin tua--dianggap sebagai bersemayamnya arwah Mbah Joko Pangon.