JATIMTIMES - Kota Malang punya tempat menarik yang bisa menjadi rujukan untuk menyimak sejarah, perkembangan, dan ragam musik di Tanah Air. Namanya Museum Musik Indonesia (MMI).
Berada di lantai 2 Gedung Kesenian Gajayana, Jalan Nusakambangan No. 19, MMI menyimpan 26 ribu koleksi karya musik.
Baca Juga : Jelang Sidang Putusan Tragedi Kanjuruhan, Aksi Aremania Bersikap Layangkan 6 Tuntutan
Bagian Kerumahtanggaan MMI Usman mengungkapkan, pada 8 Agustus 2009 lalu, dicananglah Galeri Malang Bernyanyi atau dikenal saat ini Museum Musik Indonesia (MMI). Pada awalnya, mereka hanya mempunyai sebanyak 250 koleksi saja.
“Pada saat itu kami hanya ada 250 koleksi dan tidak berpikir tentang tempat, sumber dana, maupun legalitas. Kami hanya berangkat dari koleksi yang ada pada waktu itu,” ungkapnya pada Selasa (7/3/2023).
“Untuk sekarang banyak koleksi yang ada di sini mulai dari kaset, CD, piringan hitam, buku-buku cetak, majalah-majalah lama serta ada alat tradisional dari sabang samapi mauroke,” lanjutnya.
Ia juga mengatakan banyak sumbangan kaset dari berbagai daerah di Indonesia setipa daerah memiliki tempat khusus untuk menyimpan kasetnya serta memberikan keterangan daerah pada kaset tersebut.
“Kaset yang ada di sini banyak sumbangan dari berbagai daerah di Indonesia mulai Sumatera, Bali, Medan, Batak, dan Jakarta. Setiap kaset yang disumbangkan itu kami beri label dari daerah tersebut,” katanya.
Ia juga menjelaskan dulu ada festival musik untuk setiap tahunnya yang diadakan oleh Museum Musik Indonesia bekerja sama dengan mahasiswa Kota Malang. Biasanya digelar bertepatan pada bulan Juni, namun karena kurangnya dana tidak ada lagi festival musik lagi.
“Dulu itu sering melaksankan festival tahunan oleh MMI yang bertepatan bulan Juni dan bekerjasama dengan mahasiswa di Kota Malamg khususnya mahasiswa Universitas Negeri Malang (UM),” jelasnya.
Ia juga menjelaskan sejarah nama dari Galeri Malang Bernyanyi menjadi Museum Musik Indonesia (MMI) yang diresmikan pada tahun 2016 lalu.
“Nama Museum Musik Indonesia ini sebelumnya itu Galeri Malang Bernyanyi kemudian diganti pada tahun 2016 sekaligus diresmikan sebagai Museum Musik Indonesia,” jelasnya.
“Untuk sekarang kami tidak bisa melakukan festival musik lagi karena kurangnya dana, apalagi bajet yang butuhkan itu sampai ratusan juta rupiah,” tandasnya.
Selanjutnya, ia juga menuturkan museumnya dibuka setiap hari kecuali pada hari Senin libur sesuai jadwal libur untuk museum internasional.
“Museum ini buka setipa hari pada pukul 10.00-17.00 WIB, kecuali pada hari Senin libur mengikuti libur museum internasional. Untuk tiket masuknya hanya Rp 10 ribu perorang,” tuturnya.
“Kalau untuk pengunjung itu yang ramai di akhir pekan yang datang dari luar Jawa bahkan ada mulai dari pejabat, mahasiswa serta artis Indonesia dan manca negara,” pungkasnya.