JATIMTIMES - Sampai dengan minggu ketiga Februari 2023 di wilayah Banyuwangi, petugas kesehatan hewan (Keswan) belum menemukan kasus penyakit kulit berbenjol pada hewan ternak yang disebabkan oleh Lumpy skin disease virus (LSD). Penyakit menular pada sapi dan kerbau yang salasatu ciri adanya nodul-nodul yang keras pada kulit dihampir seluruh bagian tubuh
Menurut Kepala Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Banyuwangi melalui Kabid Kesehatan Hewan dan Kesehatan Masyarakat Veteriner Drh Nanang Sugiharto, LSD merupakan suatu penyakit yang disebabkan oleh virus yang menyerang pada hewan ternak khususnya pada sapi dan kerbau dengan gejala yang paling nampak adalah adanya lepuh-lepuh di seluruh ujung tubuhnya atau kulit-kulitnya.
Baca Juga : Ribuan Jamaah Padati Bundaran Tugu, Ikuti Malang Bersholawat
“Ini juga penyakit yang disebabkan virus dan harus diwaspadai meskipun angka kejadiannya tidak secepat PMK. Tapi ini juga sangat merugikan peternak, karena kalau sudah kena LSD otomatis penampakan dari sapi juga tidak bagus jadi kurus, tidak mau makan dan sebagainya sehingga sangat merugikan peternak,” jelas Nanang di ruang kerjanya, Jumat (17/2/2023).
Pejabat kelahiran Tulungagung itu menuturkan, karena penyakit yang disebabkan oleh virus maka semua pihak diharapkan berhati-hati dan waspada. Pihaknya sudah menyosialisasikan kepada masyarakat, baik melalui petugas kesehatan hewan saat melakukan vaksinasi PMK maupun di pasar hewan dan lain sebagainya.
Dalam upaya mencegah dan menanggulangi LSD, langkah pertama tetap menjaga kebersihan dan keamanan (security) di kandangnya masing-masing. Melakukan program sama dengan penanganan PMK.
”Selanjutnya kita hindari dulu mendatangkan ternak-ternak dari luar Kabupaten Banyuwangi. Kemudian apabila ada tanda-tanda yang mengarah ke gejala klinis LSD, peternak segera menghubungi petugas kesehatan hewan agar mendapatkan penanganan dan tidak menyebar di mana-mana,” imbuh Alumni Universitas Udayana tersebut.
Dia menegaskan, di wilayah Banyuwangi hingga hari ini belum ditemukan kasus LSD. Meskipun sekitar 1 (satu) bulan yang lalu ada beberapa laporan dari warga yang ada di Gambiran, Cluring dan Kecamatan Muncar. Kemudian dari titik-titik tersebut petugas melakukan surveilans dan mengambil sampel untuk diteliti lebih lanjut.
“Alhamdulillah hasil laboratorium dari Balai besar Wates di Yogjakarta hasilnya negatif,” tambahnya.
Baca Juga : Gegara Ijazah Ditahan Perusahaan, Mantan Karyawan Tak Bisa Melamar Pekerjaan
Nanang menambahkan, bagi peternak dan masyarakat apabila menghendaki disinfektan bisa menghubungi petugas kesehatan hewan di lapangan. Beberapa waktu lalu pihaknya sudah mendistribusikan sekitar 7.000 liter seluruh Kabupaten Banyuwangi lewat para petugas lapangan yang ada di kecamatan untuk penyemprotan kandang mencegah PMK maupun LSD.
Apabila warga menemukan hewan ternak yang diduga terkena PMK maupun LSD diharapkan untuk tidak panik dan tetap berusaha berkegiatan terkait dengan produksi sapi.
“Yang penting kami tidak bosan-bosannya menyampaikan pada warga untuk selalu menjaga bio security dari kandang. Tidak mendatangkan hewan ternak terutama yang dari arah barat dari Jateng maupun kabupaten/kota di wilayah Jatim wilayah barat yang berbatasan langsung dengan Jateng,” pungkas Nanang.