JATIMTIMES - Penjabat (Pj) Wali Kota Batu Aries Agung Paewai membeberkan empat program prioritas pembangunan di Kota Batu yang bertujuan untuk memberikan pelayanan maksimal dan prima kepada seluruh masyarakat Kota Batu.
Empat prioritas pembangunan Kota Batu tersebut di antaranya terkait kesejahteraan masyarakat, penguatan daya saing ekonomi daerah, pengelolaan sumber daya alam dan lingkungan hidup, serta pemantapan tata kelola pemerintahan.
Baca Juga : Ribuan Jamaah Padati Bundaran Tugu, Ikuti Malang Bersholawat
Pihaknya menyebut, permasalahan pertama terkait kesejahteraan masyarakat yang meliputi kemiskinan ekstrem, tingkat pengangguran terbuka hingga penanganan stunting atau proses gagal tumbuh pada balita harus segera dituntaskan.
Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik (BPS) Jawa Timur yang diakses melalui website jatim.bps.go.id pada Jumat (17/2/2023) pukul 15.30 WIB, jumlah persentase penduduk miskin di Kota Batu bertambah secara perlahan.
Tercatat, 2019 sebanyak 7,89 ribu orang (3,81 persen dari jumlah penduduk Kota Batu); 2020 sebanyak 8,12 ribu orang (3,89 persen dari jumlah penduduk); dan 2021 sebanyak 8,63 ribu orang (4,02) persen dari jumlah penduduk.
"Kami mempunyai berbagai masalah, termasuk kemiskinan ekstrem yang tidak dapat kita hindari. Karena ada gap antara yang tinggi dengan yang tengah, termasuk yang di bawah. Begitu juga (masalah) stunting dan pengangguran terbuka," ungkap Aries.
Kemudian, terkait penanganan tingkat pengangguran terbuka di Kota Batu, jumlahnya juga mengalami peningkatan dalam kurun waktu tiga tahun terakhir. 2020 tercatat tingkat pengangguran terbuka Kota Batu sebesar 5,93 persen; 2021 sebesar 6,57 persen; dan 2022 sebesar 8,43 persen.
Selanjutnya, mengenai permasalahan stunting di Kota Batu juga menjadi salah satu permasalahan serius yang harus segera dituntaskan. Minimal, persentase stunting dapat ditekan terus hingga mencapai target 8,9 persen.
Pasalnya, berdasarkan data bukan timbang pada Agustus 2020, persentase stunting Kota Batu mencapai 14,83 persen. 2021 berdasarkan data Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) sekitar 15 persen dan 2022 berdasarkan data bulan timbang sebesar 14,6 persen.
"Kadis Kesehatan Kota Batu harus 24 jam menyelesaikan berbagai masalah yang harus kita tuntaskan bersama karena kita ingin Kota Wisata Batu tidak hanya pariwisatanya, tapi sektor-sektor lain kita juga tingkatkan," terang Aries.
Baca Juga : Pemkot Batu Siap Sukseskan Peralihan KTP Digital
Selanjutnya, permasalahan mengenai penguatan daya saing ekonomi daerah yang meliputi penanganan inflasi, peningkatan Pendapatan Asli Daerah (PAD), dan pemulihan kinerja sektor ekonomi unggulan daerah. Di mana terkait hal tersebut aman terus dikuatkan.
Ketiga terkait permasalahan pengelolaan sumber daya alam dan lingkungan hidup yang meliputi infrastruktur kota yang berkelanjutan penanganan sampah dan penanggulangan sampah, serta kelestarian sumber mata air.
"Banyak saat ini gunung-gunungnya, banyak dari investor luar yang tidak memahami bagaimana menjaga lingkungan yang baik, sehingga hampir sebagian gunung kami sudah tergerus dengan erosi," jelas Aries.
Keempat, terkait pemantapan tata kelola pemerintahan yang meliputi peningkatan kualitas sumber daya manusia dan digitalisasi, peningkatan pelayanan publik, kondusivitas wilayah menjelang Pemilu dan Pilkada serentak tahun 2024.
"Tentunya reformasi birokrasi menjadi hal yang penting di dalam memberikan pelayanan terbaik bagi masyarakat terutama di dunia digital saat ini," pungkas Aries.
