JATIMTIMES - Kampung Budaya Polowijen (KBP) kembali menjadi jujugan untuk pelatihan membatik. Pada gelaran kali ini, Badan Diklat Industri Surabaya Kementerian Perindustrian RI menggelar pendidikan dan pelatihan (diklat) 3 in 1 batik tulis.
Kegiatan tersebut bakal digelar selama 7 hari ke depan sejak resmi dimulai pada Selasa (14/2/2023). Kegiatannya diisi mulai dari pelatihan, sertifikasi hingga pada proses penempatan kerja.
Baca Juga : Isu Reshuffle Pasca NasDem Usung Anies, Syahrul Yasin: Jabatan yang Nentukan Tuhan, Kita Kerja Saja
Program tersebut ternyata diinisiasi oleh Anggota DPR RI Dapil Malang Raya, Ridwan Hisyam. Yang dalam pelaksanannya, bekerja sama dengan Sekolah Rekreasi.
"Kampung ini khas unik dan sadar merawat tradisi. Maka kami rasa tepat jika pelatihan batik kami tempatkan di sini. Siapa tahu peserta dapat inspirasi," ujar Ridwan saat membuka acara.
Menurutnya, KBP merupakan salah satu kampung budaya di Kota Malang yang masyarakatnya, terlibat aktif dalam pelestarian budaya dan tradisi yang paling kongkret dan komplit.
Dalam kesempatan tersebut, Anggota Komisi D DPRD Kota Malang Suryadi juga turut hadir. Dirinya juga mengapresiasi kegiatan diklat tersebut sebagai upaya dan elemen penting dalam kemajuan budaya di Kota Malang.
"Warisan Kota Malang sangat banyak, saya berharap motif-motif heritage yang menjadi icon kota malang juga muncul seperti tugu, bunga teratai, melalui diklat di KBP ini," ujar Suryadi.
Sementara itu, perwakilan Badan Diklat Surabaya Kementerian Perindustrian RI Linda Fitriyani bahwa hal gelaran diklat ini menjadi pengalaman baru. Apalagi, gelarannya digelar di wilayah pemukiman warga. Sebab biasanya, pelatihan seperti itu digelar di sebuah galeri.
Baca Juga : DPRD Kota Malang Menilai Banjir Tak Dapat Dituntaskan Instan, Tapi...
"Baru kali ini BDI Surabaya menyelenggarakan Diklat batik di tempat terbuka di depan rumah warga sebelahnya dekat dengan sawah ada situs Ken Dedes dan suasananya sejuk asri. Biasanya diklat swpwrti ini di bengkel batik pengusaha atau sewa ruangan," ujar Linda.
Sementara itu, budayawan setempat yang akrab disapa Ki Demang berharap agar setidaknya KBP bisa menginspirasi para peserta diklat. Apalagi, KBP sudah memiliki hak paten atas motif Ken Dedes dan Topeng Malang.
"Kalau mau mengangkat batik klasik Malang peserta diklat ini dapat belajar mengangkat kembali ragam hias dan motif yang ada di relief Candi Jogo, Candi Kidal dan Candi Singasari termasuk arca arca yang ada di Malang," ujar Ki Demang.