JATIMTIMES - Upaya penguatan ketahanan pangan terus dilakukan oleh Pemerintah Kota (Pemkot) Malang. Sejumlah skema tengah disusun oleh Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Kota Malang untuk menuju hal tersebut.
Sejumlah hal yang telah menjadi usulan karena dinilai prioritas oleh Wali Kota Malang Sutiaji dan Wakil Wali Kota Malang Sofyan Edi Jarwoko adalah penguatan urban farming. Hal tersebut mengingat ketersediaan lahan pertanian di Kota Malang yang cenderung terbatas.
Baca Juga : Iklim Investasi Membaik, Puluhan Investor Mendapat Apresiasi dari Pemkot Malang
"Yang menjadi prioritas, kita menguatkan urban farming. Dan kita akan berikan bibit tanaman cabai," jelas Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Kota Malang, Slamet Husnan pada kegiatan Program Penyuluhan Pertanian Kota Malang, Rabu (15/2/2023).
Terkait dengan urban farming agar hasil yang didapat lebih optimal, Slamet mengatakan, pihaknya berupaya mengembangkan mini food terintegrasi. Di mana dalam hal ini, skema pengembangan urban farming akan dilakukan dengan mengintegrasikan bersama peternakan dan perikanan.
"Itu kita dorong untuk dikembangkan di Kota Malang. Agar ketahanan pangan di tingkat keluarga, RT dan RW dapat tertanggulangi," imbuh Slamet.
Sementara untuk tanaman pangan, pihaknya sudah menjadwalkan untuk pemberian bantuan berupa benih jagung dan padi. Di samping itu juga melengkapi beberapa kebutuhan sarana dan prasaranan (sarpras) penunjang.
"Jadi selain benih, nanti juga ada sarpras seperti hand tractor, power feeder, jaring pengaman untuk melindungi bulir padi dari burung. Juga ada racun tikus," terang Slamet.
Sementara itu, Wali Kota Malang Sutiaji mengatakan untuk mendongkrak hasil produksi pertanian Pemkot Malang akan mencoba menggandeng kerjasama dengan perguruan tinggi. Harapannya, ada inovasi teknologi yang masuk hingga dapat meningkatkan hasil pertanian di tengah kondisi keterbatasan lahan.
Baca Juga : Di Bawah Guyuran Hujan, Pemkot Blitar Sukses Gelar Drama Kolosal Perjuangan PETA
"Kami harapkan ada inovasi teknologi yang masuk. Sehingga kemampuan produksi semakin bagus. Itu tadi saya minta penyuluh ini dikumpulkan, lalu kita kerjasama dengan perguruan tinggi. Terutama perguruan tinggi yang punya fakultas disiplin ilmu pertanian. Mungkin bisa dikembangkan untuk yang lain," terang Sutiaji.