JATIMTIMES - Korban tewas akibat gempa yang mengguncang Turki dan Suriah pekan lalu telah menembus 34.000 jiwa.
Jumlah tersebut menjadikan peristiwa Turki sebagai salah satu peristiwa yang mematikan dalam 20 tahun terakhir.
Baca Juga : Menyeberang Jalan, Pejalan Kaki di Singosari Alami Luka Parah Usai Dihantam Motor
Jumlah korban itu juga menggiring pada pertanyaan mengenai banyaknya bangunan yang roboh. Hal itu kemudian membuat adanya pemikiran bahwa bangunan di sejumlah kawasan Turki dan Suriah dibangun tidak sesuai dengan standar.
Saat ini, kepolisian Turki telah mengeluarkan perintah penangkapan terhadap 113 kontraktor bangunan. Sejauh ini, 12 kontraktor sudah ditangkap.
"Sebanyak 113 surat perintah penangkapan telah dikeluarkan sehubungan dengan pembangunan gedung yang runtuh akibat gempa hari Senin," tulis pernyataan kepolisian Turki seperti dikutip dari BBC, Senin (13/2/2023).
Sebelumnya, para ahli telah memperingatkan bahwa banyak bangunan baru di Turki yang tidak aman karena korupsi endemik dan kebijakan pemerintah yang dianggap pro-kontraktor. Kebijakan yang dimaksud oleh para ahli itu adalah amnesti bagi kontraktor yang membelokkan peraturan bangunan untuk mendorong ledakan konstruksi. Ini juga dapat berlaku di daerah rawan gempa.
Pertanyaan-pertanyaan muncul setelah banyaknya bangunan roboh usai gempa yang melanda Turki pada Senin 6 Februari 2023.
Profesor teknik gempa Universitas Bogazici di Istanbul Mustafa Erdik menyebutkan banyak gedung yang roboh menunjukkan perbedaan konstruksi yang sangat bervariasi. "Keruntuhan total adalah sesuatu yang selalu Anda coba hindari, baik dalam kode maupun desain sebenarnya," ucapnya.
Baca Juga : Heboh Ditemukan Gunung di Bawah Laut Perairan Pacitan, Potensi Tsunami?
Sementara, insinyur struktur USGS Kishor Jaiswal mengatakan bahwa Turki telah mengalami gempa bumi besar sebelumnya, termasuk gempa tahun 1999 yang menewaskan lebih dari 14.000 orang.
Oleh sebeb itu, Kishor Jaiswal mengatakan bahwa bangunan di Turki memiliki peraturan bangunan regional untuk memastikan proyek konstruksi dapat bertahan dari peristiwa semacam ini.
Kishor Jaiswal kemudian mengatakan beberapa bangunan di Turki tidak dibangun sesuai dengan standar seismik Turki modern. Hal itu disebabkan kurangnya desain dan konstruksi, terutama pada bangunan tua, sehingga menyebabkan banyak bangunan tidak dapat menahan kerasnya guncangan.
"Jika Anda tidak mendesain struktur ini untuk intensitas seismik yang mungkin mereka hadapi dalam masa desainnya, struktur ini mungkin tidak bekerja dengan baik," kata Jaiswal.