JATIMTIMES - Gempa berkekuatan 7,8 Skala Richter (SR) mengguncang Turki dan Suriah, pada Senin (6/2) sekitar pukul 04.17 waktu setempat (08.17 WIB). Akibat guncangan itu, pada Minggu (12/2) dini hari dilaporkan lebih dari 25.000 orang tewas. Rincian datanya 21.848 orang telah meninggal di Turki dan dilaporkan 3.553 tewas di Suriah.
Seperti melansir The Guardians, Koordinator bantuan darurat PBB Martin Griffiths mengatakan jumlah korban tewas akibat gempa kemungkinan akan lebih dari dua kali lipat. Dia juga memperkirakan ada puluhan ribu kematian lagi.
Baca Juga : Lusa Hasil Uji Lab Mahasiswa UB Keracunan Masal Diperkirakan Keluar
Griffiths, yang mengunjungi provinsi Turki Kahramanmaraş pada Sabtu (11/2) menggambarkan gempa tersebut sebagai peristiwa terburuk dalam 100 tahun di wilayah ini.
PBB juga menyampaikan sedikitnya 870.000 orang sangat membutuhkan makanan di kedua negara ini setelah gempa. Selain itu, sejumlah 5,3 juta orang kehilangan tempat tinggal di Suriah.
Operasi pencarian juga terus berlanjut. Terbaru dilaporkan seorang anak laki-laki di Turki telah ditarik keluar dari puing-puing setelah 128 jam.
Stéphane Dujarric, juru bicara Sekjen PBB mengatakan bahwa sudah waktunya mengesampingkan urusan politik dan berikan bantuan sepenuhnya ke Suriah.
Baca Juga : Bantuan Kemanusiaan RI untuk Turki Dikirim dalam Tiga Tahap
Sementara itu, António Guterres, menambahkan bahwa sulit membayangkan keadaan darurat yang lebih kompleks di Suriah. Dia mengatakan PBB sedang bekerja secepat mungkin untuk mendapatkan bantuan ke daerah-daerah yang dikuasai pemberontak.