JATIMTIMES - Kasus acara musik bertajuk Feskala yang diinisiasi BEM Universitas Negeri Malang (UM) yang diduga merugi hingga Rp 200 juta masih terus bergulir. Usai bertemu dengan pihak panitia, vendor pun buka suara.
Dalam unggahan akun TikTok @riandiani1283 yang mengaku sebagai salah satu vendor dari Feskala BEM UM itu menyebutkan bahwa pihaknya diminta bertemu dengan panitia. Menurut vendor, pertemuan dilakukan setelah pihaknya buka suara soal kasus Feskala.
Baca Juga : Fakta-fakta Baru Gempa Turki Suriah
Pertemuan antara vendor dengan pihak panitia, BEM, kampus dan orang tua ketupel yang hilang berlangsung cukup lama atau sekitar 5 jam. Pertemuan itu diawali dengan penjelasan duduk masalah dari berbagai pihak, mengapa masalah ini bisa terjadi.
"Dannnn dari hasil ini banyak fakta terkuak yang cukup mengagetkan dari beberapa pihak," ungkapnya.
"Berawal dari kami sudah menjelaskan kronologi kami dan kami meminta pertanggung jawaban akan pelunasan vendor yang dari awal dijanjikan tetapi selalu tidak dan belum di berikan sepenuhnya," ujarnya.
Oleh karenanya, vendor terpaksa melakukan tindak tegas dengan melapor ke jalur hukum.
"Dan memaksa kami pihak vendor melakukan tindak tegas dengan melakukan proses pelaporan ke jalur hukum," tegasnya.
Menurut narasi yang disampaikan vendor, saat ini sudah dalam tahap somasi. Yang mana menurut vendor, hal ini bisa membuat khawatir panitia dengan kaitannya SKCK.
"Dann ko bisa di laporin sih? Yaa bisa lah kan kami punya surat resmi perjanjian bermatrai guys. Dann ini lah kenapa muncul headline masalah SKCK yang akan terisi apabila laporan kami tidak ada tanggapan dan etikat baik untuk melakukan pelunasan maka akan berujung ke sana gitu guys," jelasnya.
Oleh karenanya, kampus memberikan fasilitas mediasi antara panitia dengan pihak vendor. Panitia pun berjanji untuk menyanggupi pembayaran sampai hari ini, Jumat (10/2).
"Kami menyetujuinya dengan catatan laporan (kepolisian) tetap akan jalan sampai pelunasan terjadi baru kami lakukan pencabutan," tegas vendor.
Di balik mediasi kemarin, vendor juga menemukan beberapa fakta mencengangkan. Menurut vendor, keluarga Ketua Panitia Feskala, tidak tau kemana hilangnya anak mereka. Padahal menurut vendor, lokasi email terakhir dari Ketua Panitia berhasil dilacak dan berasal dari Yogyakarta, tempat tinggalnya bersama orang tua.
Baca Juga : Ini Anggota Tubuh yang Pertama Kali Akan Bersaksi Saat Hisab
"Apa mungkin pihak keluarga menyembunyikan? Betul, ternyata anaknya memang di rumah dengan alasan orang tua waktu mediasi bilang kondisi anaknya stres parah sampe keluar kamar cuman buat makan dan ga ngomong katanya!," tegas vendor.
Dari hasil panitia datang ke Yogyakarta bertemu dengan keluarga Ketua Panitia juga menemukan beberapa fakta.
"Pertama (keluarga) ga tau posisi anaknya di mana; kedua tidak tau alasan anaknya jadi bermasalah; ketiga, anaknya hanya bilang itu kesalahan anggota panitia yang membuat dia kerja sendirian; keempat, dia sempat menjanjikan menjamin kan rumah mobil kepada panitia dan vendor tetapi hal itu tidak di ada/dia miliki. Jadi gimna menurut kalian guys?," lanjut vendor.
Lantas keluarga Ketua Panitia Feskala UM juga menyatakan tidak mampu untuk membayar penuh kerugian acara konser musik itu.
"Pihak keluarga bisa menjanjikan belasan juta saja dan itu minta di cicil pula dan ga ada kepastian kapan di bayarkan," ujarnya.
Akhirnya, pihak vendor pun saat ini tengah menunggu apakah di hari yang ditentukan pembayaran bisa dilunasi oleh panitia.
"Sebenarnya udah banyak solusi yang kami dan pihak kampus berikan sebelum ini rame akan tetapi mungkin ga bisa mikir ke sana kali yaa guys," ujarnya.
Hingga berita ini ditayangkan, JatimTimes telah meminta izin dari pihak vendor. Termasuk JatimTimes juga masih mencoba konfirmasi dari pihak yang bersangkutan.