JATIMTIMES - Kasus acara musik bertajuk Feskala yang diinisiasi BEM Universitas Negeri Malang (UM) yang diduga merugi hingga Rp 200 juta masih kontroversial. Selain volunteer hingga vendor yang buka suara, kini giliran donatur terbesar yang sekaligus anggota tim humas Feskala yang angkat bicara.
Donatur terbesar yang sekaligus anggota tim humas Feskala yang buka suara ini mengaku bernama Niki. Dia adalah salah satu panitia yang meminjamkan uang sebanyak Rp 123 juta untuk keberlangsungan acara tersebut.
Baca Juga : Video Lama Viral Lagi, Perempuan di Malang Angkat Galon Padamkan Api Ban Terbakar di Jalanan
"Aku adalah pihak yang meminjamkan uang kepada feskala bukan sebaliknya," ungkap Niki, dikutip dari kasusfeskala.blogspot.com.
Menurut Niki, kasus ini sudah ditahan agar tak terungkap ke publik selama 2 bulan lamanya, sejak November 2022. Barulah Januari, Ia mengungkapkannya ke media sosial.
"Dari awal dan sampai detik ini, sebenarnya aku tidak ingin membawa permasalahan ini ke ranah publik, tetapi melihat pihak yang mengatakan akan bertanggung jawab "kabur". Maka dari itu aku mempublish kasus ini sebagai bukti keseriusanku dalam kasus ini," ungkapnya.
Dia mengaku berani memviralkan kasus ini lantaran panitia yang sesuai kesepakatan materai akan mengembalikan pinjaman uang pada 30 November 2022, namun tidak ada kejelasan hingga saat ini.
Lantas mengapa Niki berani meminjamkan uang sebanyak itu untuk sebuah acara? Alasan Niki sederhana, menurut pengakuan yang ditulisnya itu Dia merasa kasihan dengan panitia.
"Aku adalah orang yang sangat mementingkan untuk save & invest my money dibandingkan menghabiskan untuk hal yang tidak perlu, tetapi pada saat kejadian itu aku kalah dengan perasaan kasihan," ujarnya.
Apalagi sebagai bagian dari panitia juga, Niki merasa hatinya tergerak ketika timnya sudah tidak memiliki dana dan masih banyak tanggungan agar acara tersebut sukses.
"Aku merasa kasihan melihat ada beberapa panitia yang sampai mengambil pinjaman, untuk keberlangsungan acara ini. Oleh sebab itu, aku memberikan kepercayaan kepada panitia untuk menggunakan uang yang kupinjamkan untuk membayar hal-hal yang harus dibayarkan seperti: Biaya guest star yang belum lunas (hotel, tiket pesawat, uang makan, fee artis) serta biaya vendor, dan lain-lain," ungkap Niki.
Menurut Niki, dana yang didapatkan dari sponsor sangat minim dan tak akan cukup untuk melangsungkan acara tersebut. Namun acara itu tetap dipaksakan terlaksana sebab Ketua Pelaksana Feskala awalnya mengklaim akan bertanggung jawab. Tanggung jawab yang dijanjikan adalah tiket sebanyak 5.000 penonton bisa terjual habis. Namun gagal.
Sebelum hari H pelaksanaan, Niki dan tim humas pun telah memberikan saran agar Guest Star yang diinginkan Ketua Panitia itu diubah sesuai kemampuan bujet. Namun lagi-lagi Ketua Panitia mengatakan dia akan bertanggung jawab dengan Guest Star pilihannya.
"Saya akan bertanggung jawab dengan GS pilihan saya dan saya yakin, kalau ganti GS apakah kalian mau tanggung jawab?" ungkap Niki menirukan perkataan Ketua Panitia Feskala.
Menanggapi pernyataan sang ketua pelaksana Feskala, akhirnya, Niki memutuskan untuk bekerja sesuai jobdesknya karena dia hanya anggota humas.
Baca Juga : Usai Merugi Rp200Juta Hingga Minta Volunteer Iuran, Vendor Feskala BEM UM Ngaku Belum Dibayar
Alhasil karena banyaknya tanggungan panitia Feskala belum terselesaikan, meski acaranya sudah terlaksana, akhirnya kasus ini dilaporkan ke pihak kampus. Pihak kampus pun sudah memberikan respon yang baik dengan membantu uang yang cukup besar Rp 75 Juta.
"Tetapi karena minus yang begitu besar, saya hanya menerima 3 juta (dari 123 juta yang dipinjam) dari pembagian uang tersebut," ujar Niki.
Langkah lain dari pihak kampus, kemahasiswaan juga sudah menyediakan sarana mediasi untuk mencari solusi permasalahan ini. Karena acara ini adalah acara bersama bukan merupakan acara perorangan.
"Walaupun penyebab besarnya ialah ketupel yang egois dalam memilih GS sesuai keinginannya dan menjanjikan akan bertanggung jawab," tegas Niki.
Bukan hanya uang dari Niki, acara Feskala ini juga meminjam uang dari beberapa panitia yang seharusnya digunakan untuk biaya kuliah.
"Karena uang yang dipinjamkan bukan hanya dari diriku, melainkan ada juga beberapa panitia yang meminjamkan uang nya dari uang yang digunakan untuk keberlangsungan kuliahnya. Jadi aku berharap untuk ketua pelaksana yang sudah hilang dan panitia yang memiliki wewenang serta seluruh panitia agar menyelesaikan masalah ini," ungkapnya.
Ke depannya, dari Niki dan beberapa panitia akan mengambil langkah untuk solusi permasalahan ini. Yakni membuka usaha, berjualan dan lain-lain untuk mengembalikan uang pinjaman sekaligus mengembalikan hak para vendor yang belum lunas.
Di berbagai media sosial juga nampak foto beberapa penanggung acara Feskala ini diunggah. Seperti Ketua Panitia, Menteri PSDM BEM UM hingga Ketua BEM UM. Lantaran beberapa tim panitia inti Feskala BEM UM ini diduga lari dari tanggung jawab dan tidak bisa dihubungi.
Hingga berita ini diturunkan, JatimTIMES masih berusaha mendapat konfirmasi dari pihak kampus dan pelaksana Feskala BEM UM.