JATIMTIMES - Sebuah balon dideteksi terbang di langit Amerika Serikat (AS) yang diduga sebagai alat mata-mata dari China. Menyusul hal tersebut, Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken menunda perjalanannya ke China.
Sebelumnya, berhembus kabar Blinken memiliki agenda perjalanan ke China dan bertemu dengan Presiden Xi Jinping. Terbangnya balon di atas langit AS itu disebut sebagai aksi pelanggaran yang jelas terhadap kedaulatan AS.
Baca Juga : Gelar Pernikahan di Tengah Jalan, Acara Pengantin Ini Sebabkan Kemacetan Panjang di Jabar
AS juga menyebut, balon itu sudah terbang selama beberapa hari di langit AS di tengah rencana perjalanan Blinken ke Beijing. Dikutip dari Reuters, pihak China telah mengeluarkan pernyataan mengenai balon yang terbang di langit AS.
Menurut China, balon itu atau pesawat yang terbang di langit AS merupakan keperluan meteorologi sipil dan ilmiah lainnya. Lebih lanjut disebutkan, 'pesawat' tersebut tersesat ke wilayah udara AS.
Meski telah mendapat pernyataan dari China, Pejabat Senior Departemen Luar Negeri AS kemudian mengungkapkan, Blinken tetap memutuskan menunda perjalanannya.
"Kami telah menyampaikan nota kepada Republik Rakyat China, dengan menyesal, kehadiran balon ini di wilayah udara kami jelas merupakan pelanggaran terhadap kedaulatan kami serta hukum internasional, dan hal ini tidak dapat diterima," kata pejabat tersebut dikutip dari Reuters, Sabtu (4/2/2023).
Lebih lanjut, ia mengatakan penundaan itu hanya sementara sebab Blinken juga telah menyatakan akan merencanakan perjalanan lainnya.
Baca Juga : Dinsos Tulungagung Buka Suara Terkait Ratusan Anak Usia Sekolah Hamil di Luar Nikah
"Blinken mengindikasikan, kepada Direktur Komisi Pusat Luar Negeri China Wang Yi, dia akan merencanakan perjalanan ke RRC dalam waktu segera jika kondisinya memungkinkan," kata Pejabat Senior tersebut.
Sebelumnya, rencana Blinken ke China itu merupakan hasil pertemuan tatap muka antara Presiden AS Joe Biden dan Presiden China Xi Jinping di tengah KTT G-20 di Bali pada November 2022 lalu.
Sementara, penundaan yang dilakukan merupakan bentuk pukulan bagi kedua belah pihak di tengah upaya mencari kesempatan untuk menstabilkan hubungan kedua negara. Kunjungan terakhir menteri luar negeri AS adalah pada 2017.