free web hit counter
Jatim Times Network Logo
Agama Ekonomi Gaya Hukum dan Kriminalitas Kesehatan Kuliner Olahraga Opini Otomotif Pemerintahan Pendidikan Peristiwa Politik Profil Ruang Mahasiswa Ruang Sastra Selebriti Tekno Transportasi Wisata
Peristiwa

Kisah Getir Mahasiswi UNY, Tak Lanjut Kuliah hingga Akhir Hayat gegara Uang Kuliah Tinggi

Penulis : Magang 2022 - Editor : Yunan Helmy

15 - Jan - 2023, 19:11

Placeholder
Ucapan belasungkawa dari Fakultas Ilmu Sosial UNY.

JATIMTIMES - Kasus meninggalnya mahasiswi Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) gegara uang kuliah tunggal (UKT) tinggi masih jadi pembicaraan khalayak ramai.

Bahkan, di jagat Twitter, kasus itu kembali menghangat setelah ada cuitan Rachmad Ganta Semendawai (24) di  akun pribadinya  @rgantas. Ganta berkisah tentang rekan sekaligus adik tingkatnya, Nur Riska Fitri Aningsih. 

Baca Juga : Kisah Nabi Musa yang Berani Memukul Malaikat Maut

Riska merupakan mahasiswi Universitas Negeri Yogyakarta yang berjuang untuk bisa kuliah di tengah tingginya uang kuliah tunggal (UKT) di kampus tersebut. Riska pun harus mengubur mimpinya untuk bisa menyelesaikan kuliah hingga akhir hayatnya.

Dalam twit-nya, Ganta menceritakan bahwa sejak awal kuliah, Riska telah dihadapkan pada nominal UKT yang tinggi. Padahal Riska berasal dari keluarga tak mampu. 

Ganta juga menjelaskan bahwa orang tua Riska sehari-hari hanyalah pedagang sayur. Di samping Riska yang berjuang kuliah, ada 4 adik Riska yang belum lulus sekolah. 

Pada awal masuk kuliah, Riska telah mengisi pendapatan orang tua sesuai kondisi ekonominya. Namun saat pengumpulan berkas, ia harus meminjam android tetangganya lantaran tidak memiliki laptop. 

"Karena android tetangganya tidak secanggih HP yang sedang Anda pakai, akhirnya ia tidak bisa meng-upload berkas-berkas yang diminta. Ia (Riska) mengira inilah alasan mengapa nominal UKT-nya melonjak. Entah ada pengaruh atau tidak. Namun, secara ajaib nominal UKT-nya muncul dengan angka Rp 3,14 juta," tulis Ganta pada cuitannya.

Karena dihadapkan UKT tinggi, Riska hampir saja mengubur mimpinya untuk bisa berkuliah. Sebab, walaupun diterima, jika tidak membayar UKT, tetap saja terkendala untuk kuliah. 

Beruntungnya, guru-guru di sekolah Riska mau membantu mengumpulkan dana. Namun, kendala perkuliahan tidak berhenti sampai di situ saja. Riska juga mengalami kendala pembayaran UKT di semester berikutnya. Walaupun Riska telah mengajukan penurunan UKT, nominal yang diterima tidak signifikan. 

"Ini masih belum cukup. Ia hampir menyerah. Namun, di detik-detik terakhir, bantuan pun datang. Ia menyebut ini sebagai 'keajaiban'. Teman-teman, DPA, dan kajur membantu patungan. Saya juga ikut membantu walau tidak banyak," beber Ganta.

Ganta menceritakan bahwa Riska sudah berkali-kali mengajukan keringanan UKT dan menghadap rektorat. Sayangnya, birokrasi yang rumit serta alur yang tak jelas menjadi kendala terbesar. 

Ganta juga mengatakan bahwa Riska telah berkali-kali mendatangi ruang rektorat. Namun selaku dioper ke sana kemari. 

Kembali diceritakan oleh Ganta, Riska selalu berhati-hati dalam pemakaian uang. Bahkan ketika salah satu temannya memberikan abon, ia sangat senang. 

"Selama di kos, dia terlihat hanya makan nasi dengan abon yang diberi temannya tadi. Bahkan odol, sabun, sampo dan mi instan ia dapatkan dari pemberian temannya," tutur Ganta.

Baca Juga : Terjangkit Komplikasi Penyakit, PMI Asal Ngawi Meninggal di Hongkong

Di semester 3, Riska benar-benar tak bisa melanjutkan kuliah karena tak mampu membayar UKT. Sehingga Riska sempat mengajukan cuti kuliah. Tetapi tetap saja tidak bisa melanjutkan studinya. 

Ganta menjelaskan bahwa ia mendapatkan dua kabar berbeda. Ada yang mengatakan Riska akhirnya menyerah. Ada juga yang bilang Riska cuti dan mencari kerja untuk membayar UKT semester selanjutnya. 

"Tidak kurang-kurang usaha yang ia lakukan agar bisa melanjutkan studi. Segala cara dia coba, dari mencari beasiswa hingga mengambil part time. Menurut saya, praktis semua usaha sudah dia coba," lanjutnya.

Ganta  ingin menanyakan kebenaran kabar mundurnya Riska dari UNY. Tetapi hal itu tidak bisa dia lakukan karena Riska telah meninggal dunia pada 9 Maret 2022.

"Selama ini dia mengidap hipertensi yang amat buruk. Ancaman putus kuliah kian memperburuk keadaannya. Setelah beberapa waktu tidak kuliah, tiba-tiba muncul kabar ia sedang kritis di RS," tulisnya.

Menurut Ganta kasus keanehan UKT di UNY bukan hanya terjadi pada Riska. Banyak kasus  nominal UKT lebih tinggi dari kemampuan mahasiswa sehingga menjadi kendala dalam menuntut ilmu. 

"Terbaru, mekanisme penurunan UKT tahun ini hanya diberikan kepada mahasiswa yang orang tuanya meninggal. Akhirnya banyak yang bernasib seperti almarhumah, kemudian turunnya nggak signifikan," katanya.

Poin penting yang ingin disampaikan Ganta adalah terkait pengelolaan yang buruk dari institusi besar terkait sehingga memakan banyak korban. Salah satunya Riska. 

Sementara, menanggapi masalah tersebut, Rektor UNY Sumaryanto mengatakan kematian Riska belum tentu ada kaitannya dengan kesulitannya membayar UKT.

Sumaryanto punya dugaan seperti ini setelah pihaknya melakukan penelusuran. Riska disebut  telah mengajukan cuti dua semester. Dia mengklaim meninggalnya Riska belum tentu ada kaitannya dengan UKT lantaran Riska meninggal saat cuti kuliah.

"Almarhumah ini kan cuti dua semester. Belum tentu loh wafatnya karena mikir UKT. Karena dia posisi cuti kena hipertensi. Bahkan bayar yang semester dua itu dibantu oleh pimpinan akademik," kata Sumaryanto.


Topik

Peristiwa



JatimTimes Media Terverifikasi Dewan Pers

UPDATE BERITA JATIM TIMES NETWORK

Indonesia Online. Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari JatimTIMES.com dengan klik Langganan Google News Jatimtimes atau bisa menginstall aplikasi Jatim Times News melalui Tombol Berikut :


Penulis

Magang 2022

Editor

Yunan Helmy