JATIMTIMES - Buah Mamey Sapote atau nama ilmiah Pouteria sapota adalah buah asli dari Amerika Latin. Di Indonesia, buah ini kerap dijuluki sebagai sawo raksasa, karena mirip dengan sawo namun memiliki ukuran yang lebih besar.
Jika sawo biasa, daging buahnya berwarna kecokelatan, sementara Mamey sapote memiliki daging buah berwarna merah kekuning-kuningan.
Baca Juga : Kamu Harus Tahu, Asal Usul Nama-Nama Bulan Pada Kalender
Selain itu, ukuran satu buah Mamey Sapote juga bisa mencapai 2 kilogram dan berukuran 7 – 20 centimeter. Jika dibandingkan dengan sawo pada umumnya tentu jauh lebih besar.
Sementara dari segi rasa, Mamey Sapote memiliki rasa khas yakni, perpaduan antara manisnya seperti ubi cileumbu dan pepaya. Namun tetap ada aroma sawo yang kuat. Sedangkan, sawo pada umumnya hanya memiliki rasa manis.
Dari sisi tekstur buah, masih mirip dengan Sawo. Hanya saja, Mamey Sapote memiliki kandungan air yang lebih sedikit.
Bentuknya luarnya pun mirip dengan sawo, yakni seperti telur. Termasuk warna kulitnya pun juga sama dengan sawo yakni cokelat kehitaman.
Bukan hanya di Amerika Mamey Sapote ini bahkan sudah mulai dibudidayakan oleh orang Indonesia. Melansir Instagram @Indoflashlight, warga Ponorogo, Jawa Timur dan Semarang, Jawa Tengah, berhasil membudidayakan tanaman ini di daerahnya masing-masing. Yang berarti, buah ini bisa tumbuh dengan baik di iklim tropis.
Baca Juga : Hubungan Industrial Dalam Pemasaran Iklan dAN Sponsor Pada Produk Rokok dI Kabupaten Malang
Menurut penelitian, Mamey Sapote ini memiliki kandungan serat yang tinggi dan juga vitamin B6, C, dan E. Juga mengandung mangan dan karoten, yang dianggap mirip dengan labu dan wortel sehingga dinilai mampu melindungi tubuh dari beberapa jenis kanker.
Pertumbuhan mamey sapote memakan waktu 7 tahun bila menggunakan bibit dan 5 tahun bila menggunakan metode cangkok. Meski lama, pohon mamey sapote sangat produktif. Bisa menghasilkan hingga 500 buah per-tahun.
Di Indonesia, buah Mamey Sapote dijual dengan harga mahal, yaitu sekitar Rp300.000 sampai Rp500.000. Sementara bibit dan pohonnya bisa dihargai Rp1 juta - Rp2,5 juta.