JATIMTIMES - PT Pertamina (Persero) menurunkan harga BBM jenis Pertamax dari Rp13.900 per liter menjadi Rp12.800. Penurunan harga ini akan berlaku mulai Selasa (3/1) pukul 14.00 hari ini.
"Nanti insyaallah harga Pertamax menjadi Rp 12.800. Nanti Bu Nicke (Dirut Pertamina) sampaikan jamnya," kata Menteri BUMN Erick Thohir di SPBU Pertamina MT Haryono, Jakarta Selatan, Selasa (3/1).
Baca Juga : Prakiraan Cuaca Kota Batu Hari Ini Didominasi Kabut, Hujan Intensitas Ringan di Siang Hari
Lebih lanjut Erick Thohir mengatakan, penuruhan harga pertamax itu dilakukan setelah harga minyak dunia yang saat perang Rusia dan Ukraina melesat ke atas US$100 per barel, kini turun jadi US$79 per barel.
"Sekarang harga minyak dunia turun ke US$79. Karena itu akhir tahun baru kemarin kita 3 menteri; Menkeu, menteri ESDM, saya memproyeksikan harga BBM yang pasar dan bukan dibantu pemerintah, salah satunya Pertamax diputuskan harga turun," katanya.
Dalam kesempatan yang sama, Direktur Utama PT Pertamina (Persero) Nicke Widyawati mengatakan harga baru Pertamax berlaku pukul 14.00 waktu setempat.
"Nanti mulai jam 2 siang ini, harga Pertamax dari Rp 13.900 menjadi Rp 12.800," tutur Nicke.
Penurunan harga BBM jenis Pertamax itu juga berlaku pada pertamax yang lain seperti Pertamax Turbo dan Dexlite.
"Demikian juga produk-produk seperti Pertamax turbo dan lainnya, dexlite ini juga akan turun," tuturnya.
Namun, meski Pertamax mengalami penurunan harga, Pertalite dan Solar masih tetap di angka Rp10 ribu per liter.
Baca Juga : Akibat Cuaca Ekstrem, Kunjungan Wisatawan Nataru 2023 di Kota Batu Tak Sesuai Ekspektasi
"Khusus solar dan pertalite harganya tetap. Kenapa? Karena ini yang disubsidi pemerintah dan besar sekali subsidinya," ujar Nicke.
Ia mencontohkan Solar yang dijual Pertamina saat ini dibanderol Rp6.800 per liter. Padahal SPBU kompetitor lainnya menjual Solar lebih mahal dua kali lipat. Nicke menyebut Pertamina menjual Solar hanya setengah harga dari harga di pasar.
Sementara Pertalite dijual kompetitor seharga Rp12 ribu hingga Rp13 ribu per liter. Padahal, Pertamina hanya menjual Rp10 ribu per liter.
"Artinya yang disubsidi negara besar sekali," ujar Nicke.