JATIMTIMES - Ukraina kembali diserang oleh Rusia di detik-detik menjelang tahun baru 2023. Bahkan kali ini, ibu kota Kyiv menjadi sasaran Rusia. Melansir AFP, pada Minggu (1/1/2023), Presiden Rusia Vladimir Putin mengatakan bahwa 'kebenaran sejarah' berpihak pada mereka.
Serangan Rusia ke Ukraina itu terjadi saat pemimpin Rusia menyampaikan pidato jelang pergantian tahun. Di mana biasanya pidato itu dilakukan di tengah-tengah Komplek Istana Kremlin, namun kali ini berbeda. Putin berpidato berdiri diantara prajurit wanita yang bertempur di Ukraina.
Baca Juga : Tahun Baru, Nongkrong di Mbale Seduh Jarakan Akan Dimanjakan Kuliner dan Pesona Udara Sejuk Persawahan
Di waktu yang berbarengan dengan pidato itu, ledakan mengguncang ibu Kota Ukraina. Setidaknya sekitar 10 ledakan keras terjadi. Melalui media sosialnya, Walikota Kyiv Vitali Klitschko mengatakan akibat ledakan itu satu orang tewas dan 20 lainnya luka-luka.
Termasuk ledakan bom merobek salah satu sudut Hotel Alfavito bintang empat di Kyiv. Puing-puing bangunan pun tumpah ke jalanan.
Salah satu saksi, pembuat film Yaroslav Mutenko, 23 yang tinggal di kompleks apartemen di kawasan itu mengatakan ledakan itu terjadi saat dirinya sedang mandi bersiap untuk pergi ke pesta malam tahun baru.
Dia mengatakan sebelumnya juga pernah terjadi ledakan sekitar Oktober, namun ledakan bom itu tak sekeras pada Sabtu (31/12/2022). Ketika melihat petugas penyelamat menutup jalan di depan hotel, Dia mengatakan bahwa dirinya masih berencana untuk pergi pesta di rumah temannya.
"Musuh kita Rusia bisa menghancurkan ketenangan kita tapi mereka tidak bisa menghancurkan semangat kita," katanya.
"Mengapa saya pergi merayakan dengan teman? Karena tahun ini saya mengerti bahwa penting untuk berdekatan dengan orang lain," imbuhnya.
Baca Juga : Akhir Tahun, Hujan Lebat Disertai Angin Kencang Tumbangkan Pohon dan Prorak-porandakan Pasar Pagi Kota Batu
Serangan itu terjadi ketika invasi Putin ke Ukraina memasuki bulan ke-11. Serangan Rusia kali ini secara sistematis menargetkan infrastruktur energi, sehingga membuat jutaan orang Ukraina dalam keadaan dingin dan gelap di tengah musim dingin.
Menurut walikota Kyiv, Klitschko, 30 persen penduduknya dibiarkan tanpa listrik karena pemadaman listrik darurat setelah pengeboman pada hari Sabtu.
Serangan juga dilaporkan terjadi di kota selatan Mykolaiv. Di mana dilaporkan enam orang terluka akibat serangan itu. Bahkan beberapa bangunan tempat tinggal juga mengalami kerusakan.