JATIMTIMES – Dinas Kesehatan bersama sejumlah Organisasi Perangkat Desa (OPD) seperti Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak dan Keluarga Berencana (DP3AKB), Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa (Dispemasdes), PU Cipta Karya serta pengelola program yang berhubungan dengan Posyandu di masing-masing OPD menggelar Rapar Koordinasi Pokjanal (Kelompok Kerja Operasional) pada Rabu (7/12/2022).
Rakor yang digelar di penghujung tahun ini sendiri dibuka oleh TP-PKK Kabupaten Jember yang diwakili oleh Ercita Firjaun selaku wakil ketua TP PKK.
Baca Juga : Wali Kota Sutiaji Tegaskan ASN Pemkot Malang Harus Miliki Loyalitas Tinggi Terhadap Bangsa dan Negara
Dalam kesempatan tersebut, Ervita Firjaun menyatakan, bahwa masih banyak PR yang harus segera diatasi oleh Kabupaten Jember, utamanya dalam menekan angka kematian Ibu (AKI), angka kemarian bayi (AKB), meski saat ini statusnya sudah turun, namun masih tercatat diposisi tertinggi di Jawa Timur.
“Tugas kader Posyandu dan kita semua, masih banyak, masih ada PR yang harus segera diselesaikan, terutama dalam menekan AKI dan AKB, memang AKI dan AKB di Jember, saat ini sudah turun, tapi tetap masih berada di posisi tertinggi di Propinsi Jatim,” ujar Ervita.
Menurut Ervita, AKI di Kabupaten Jember sampai pada bulan November 2022, tercatat mencapai 51 ibu serta AKB tercatat sebanyak 239 bayi, sehingga untuk mengatasi semua ini, diperlukan koordinasi dengan mensinergikan program-program PKK dan juga OPD untuk memberikan solusi permasalah tersebut.
“AKI sd bulan November 2022 sebanyak 51 ibu dan AKB sampai dengan November 2022 sebanyak 239 bayi. Oleh karena itu pada hari ini kita melaksanakan rapat koordinasi pokjanal posyandu tingkat kabupaten tujuannya adalah, mensinergikan program – program PKK dan juga OPD untuk memberikan solusi terhadap permasalahan-permasalahan di kabupaten Jember,” jelasnya.
Sementara dr. Lilik Lailiyah selaku Plt. Kepala Dinas Kesehatan, dalam kesempatan tersebut menyatakan, bahwa pandemi juga sebagai momentum untuk seluruh jajaran berbenah dengan melakukan transformasi pada sistem kesehatan di tanah air.
Baca Juga : Wali Kota Kediri dan Ketua TP PKK Kota Kediri Canangkan Pembinaan Terpadu PKK Sehat Lestari Berencana 2022
“Transformasi pelayanan kesehatan primer harus mendapat perhatian khusus serta investasi kesehatan yang besar, dengan fokus pada upaya promotif dan preventif. Salah satu prioritasnya yaitu melalui penguatan kader dan Posyandu yang menjadi ujung tombak pemberian layanan kesehatan,” jelas Lilik.
Selain itu, Lilik juga menjelaskan bahwa Kemenkes saat ini sedang melakukan transformasi sistem kesehatan yang berfokus pada 6 pilar, untuk mewujudkan masyarakat yang sehat, mandiri, produktif, dan berkeadilan, sekaligus sebagai bentuk kesiapan pemerintah dalam menghadapi masalah kesehatan di masa yang akan datang.
“Kemenkes terus berupaya mengintegrasikan dan merevitalisasikan pelayanan kesehatan primer, termasuk standar jaringan, standar layanan, serta digitaliasi sistem pelaporan. lntegrasi pelayanan kesehatan akan terlihat mulai dari pelayanan di Puskesmas hingga tingkat desa, serta akan melibatkan fasilitas pelayanan kesehatan swasta,” pungkas Lilik. (*)