JATIMTIMES - Erupsi kembali terjadi di Gunung Semeru. Gunung tertinggi di Pulau Jawa itu terdeteksi mengalami aktivitas vulkanik pada Minggu (4/11/2022) sejak dini hari atau sekitar 02.46 WIB.
Erupsi kali ini juga bertepatan dengan tepat satu tahun bencana erupsi Semeru pada 4 Desember 2021 lalu.
Baca Juga : Semeru Erupsi Lagi, Warga Usia Rentan Dihimbau Geser Ke Titik Kumpul
Melansir magma.esdm.go.id, awan panas guguran (APG) meluncur dari puncak kawah Jonggring Saloko sejauh 7 kilometer ke arah tenggara, selatan dan barat daya. "APG yang turun ber-amak (amplitudo maksimal) 35 mm dan masih berlangsung," tulis Mukdas Sofian dalam laman resmi PVMBG.
Soal pengamatan gempa, Mukdas mengungkapkan bahwa terjadi 8 kali gempa letusan atau erupsi dengan amplitudo 18-22 mm. "Dan lama gempa 65-120 detik," terangnya.
Erupsi juga meluncurkan kolom abu berwarna kelabu dari puncak kawah dengan intensitas sedang hingga tebal setinggi 1,5 kilometer dari puncak kawah pada pukul 02.56 WIB.
Tercatat Gunung Semeru berada di level III (siaga). Oleh karenanya, pihak PVMBG meminta masyarakat untuk tidak melakukan aktivitas apa pun di sektor tenggara di sepanjang Besuk Kobokan, sejauh 13 km dari puncak (pusat erupsi).
"Di luar jarak tersebut, masyarakat tidak melakukan aktivitas pada jarak 500 meter dari tepi sungai (sempadan sungai) di sepanjang Besuk Kobokan karena berpotensi terlanda perluasan awan panas dan aliran lahar hingga jarak 17 km dari puncak," tulisnya.
Baca Juga : Kasus Covid-19 Kembali Meningkat, Petugas Gabungan di Pamekasan Razia Prokes
Selain itu, PVMBG mengimbau agar masyarakat tidak beraktivitas dalam radius 5 Km dari kawah atay puncak Semeru karena rawan terhadap bahaya lontaran batu (pijar).
Masyarakat juga diminta untuk mewaspadai potensi awan panas guguran (APG), guguran lava, dan lahar di sepanjang aliran sungai/ lembah yang berhulu di puncak Semeru. Terutama sepanjang Besuk Kobokan, Besuk Bang, Besuk Kembar, dan Besuk Sat serta potensi lahar pada sungai-sungai kecil yang merupakan anak sungai dari Besuk Kobokan.