JATIMTIMES - Progres Program Bantuan Stimulan Perumahan Swadaya (BSPS) di Kabupaten Malang terus digenjot. Program tersebut merupakan serangkaian program pengentasan kemiskinan ekstrem (PKE) dari Pemerintah Pusat yang dilakukan oleh Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (Kemen PUPR).
Di Kabupaten Malang, program tersebut langsung dipantau oleh Dinas Perumahan, Kawasan Permukiman dan Cipta Karya (DPKPCK). Tahun 2022 ini, ada sebanyak 580 rumah yang ditargetkan untuk mendapat bantuan bedah rumah melalui program tersebut. Sebagian besar saat ini sudah rampung dikerjakan.
Baca Juga : Respons Pemdes Purworejo, Bangun Drainase Atasi Banjir di SD Negeri 2
"Pembangunannya (satu rumah) kurang lebih butuh waktu dua bulan. Cukup bagus, strukturnya menggunakan bata ringan," ujar Kepala DPKPCK Kabupaten Malang, Budiar Anwar.
580 rumah yang menjadi sasaran untuk dibedah melalui program tersebut tersebar di 9 kecamatan. Sedangkan untuk tahun 2023 mendatang, Budiar mengatakan, pihaknya telah mengajukan sekitar 1.000 rumah untuk dapat dibedah melalui program tersebut.
"Mekanismenya, pasti temen-temen TFL (Tim Fasilitator Lapangan) akan mendata dan dilaporkan ke Pemerintah Provinsi dan dilaporkan ke Pemerintah Pusat by name by address. Tahun 2023 yang diusulkan ada 1.000 an (rumah)," jelas Budiar.
Menurut Budiar, ada beberapa hal yang diperhatikan pada sebuah rumah untuk dapat diusulkan untuk mendapat bantuan bedah rumah tersebut. Selain kondisi rumah yang dinilai kurang layak, pemilik rumah juga tergolong pada masyarakat yang berpenghasilan rendah.
Berdasarkan pantauan dan informasi yang dihimpun di lapangan, beberapa rumah yang telah dibedah, sebelumnya berdiri dengan konstruksi dinding dari anyaman bambu. Sementara, lantainya hanya beralaskan tanah.
"Itu termasuk dalam golongan kemiskinan ekstrem. Sebab pemilik rumahnya juga hanya bermatapencaharian sebagai buruh tani. Mereka hanya menggarap lahan milik orang lain," terang Budiar.
Sedangkan dalam bedah rumah tersebut, setiap rumah mendapatkan anggaran mencapai Rp 20 juta. Dengan anggaran sebesar itu, konstruksi bangunan rumah sudah dapat dibangun dengan menggunakan baja ringan. Atap menggunakan baja ringan dan lantainya sudah menggunakan rabat beton.
Namun demikian, mengingat bantuan tersebut masih bertajuk bantuan stimulan, sehingga sejumlah rumah juga ada yang dibangun dengan menyertakan biaya tambahan dari pemilik rumah. Pengerjaannya juga ada yang dilakukan secara swadaya dari masyarakat.