JATIMTIMES - Seorang guru Sekolah Dasar (SD) tega mencabuli 3 orang siswanya sendiri.
Kejadian tersebut terjadi di Kota Bekasi. Perbuatannya tersebut sudah sangat mencoreng derajat seorang guru di mata masyarakat.
Baca Juga : Setelah Surabaya, Kota Batu Juga Hapus PR Bagi Siswanya
Setelah melakukan perbuatan bejatnya itu dan hal tersebut diketahui pihak sekolah, guru tersebut kemudian kabur dan menghilang.
Kini guru cabul tersebut dalam masa pencarian kepolisian untuk di tindak lanjuti.
Berdasarkan catatan KPAD Bekasi, total korban guru bejat ada 8 anak. Namun, dari 8 korban baru 3 orang yang lapor polisi.
Pelaku melancarkan aksi bejatnya itu dengan memberikan iming-iming kepada korban.
Hal itu disampaikan oleh Kasat Reskrim Polres Metro Bekasi Kota Kompol Ivan Adhitira kepada wartawan di Bekasi, Kamis (17/11/2022).
"Pelaku membujuk para korban kemudian memegang alat vital korban dan mungkin memberikan imbalan," katanya.
Ivan kemudian mengatakan pelaku kabur setelah pihak sekolah mengetahui aksi bejatnya itu.
"Jadi pada saat diketahui pelecehan tersebut oleh pihak sekolah, saat itu juga pelaku kabur," kata Ivan.
Lebih lanjut Ivan mengatakan bahwa pelaku melarikan diri sejak (4/11/2022) lalu. Hingga kini keberadaan pelaku masih terus diselidiki polisi.
"Hingga saat ini tim kami masih melakukan pencarian," sambung Ivan.
Sementara, pihak sekolah secara sepenuhnya menyerahkan kasus tersebut pada pihak kepolisian.
"Perkembangan kasus sudah kami serahkan ke pihak aparat hukum, jadi segala permintaan informasi dari siapa pun maupun mana pun kami pihak sekolah tidak memiliki kewenangan untuk memberi keterangan," kata PR selaku perwakilan SD tersebut saat ditemui detikcom di Bekasi, Kamis (17/11/2022).
Namun saat disinggung soal kronologi kejadian, PR enggan menjelaskan dan mengarahkan wartawan pada Polres Metro Bekasi Kota.
"Silakan ke polisi," tegasnya.
Sementara, Komisioner Komisi Perlindungan Anak Daerah (KPAD) Kabupaten Bekasi sangat prihatin dengan adanya kasus pencabulan oleh guru tersebut.
Hal itu disampaikan oleh Komisioner KPAD Bekasi, Novrian. Ia juga mengatakan bahwa pihaknya akan melakukan investigasi pada kasus tersebut.
Baca Juga : Dalam Rangka Peringati HKN, RSUD Dr Mohammad Zyn Gelar Bakti Sosial Operasi Bibir Sumbing
"Dengan kejadian ini, kita sangat tertegun karena ini terjadi di Dinas Pendidikan, tempat pembentukan karakter dan tempat perlindungan anak selain di rumah," katanya, Kamis (17/11/2022) dilansir dari detikcom.
KPAD mengaku telah melakukan investigasi dan sudah mendapatkan data jumlah korban.
"Dari asesmen kita, ada sekitar 8 orang, 3 itu korban yang melapor. Ada korban-korban di lapangan yang kita asesmen," ungkap Novrian.
Lebih lanjut Novrian mengatakan dari investigasi yang dilakukan, ia mendapat informasi bahwa para korban pernah dilecehkan.
"Mereka juga mengalami pelecehan, pernah dipegang, pernah diraba. Tidak semua anak dimintai BAP, mungkin saat keterangan nanti," tambahnya.
Untuk saat ini KPAD sudah melakukan pendampingan pada korban. KPAD juga berjanji akan mengawal kasus ini sampai tuntas.
"Jadi kita melakukan pendampingan psikososial dan hukum. Pada kemarin proses BAP KPAD dan BP3A melakukan pendampingan. Nanti proses pemeriksaan selanjutnya dari pemeriksaan sampai keputusan di pengadilan," paparnya.
KPAD juga menuntut agar pelaku bisa dihukum setimpal karena hal itu dapat mengurangi rasa traumatik pada korban.
"Ketika korban melihat pelaku sudah tertangkap, itu mengurangi rasa traumatik. Berdasarkan asesmen kemarin, kita tanya 'kalau pelaku tertangkap bagaimana?'. Mereka bilang 'aku nggak takut lagi'," ujarnya
Novrian mengingatkan bahwa pelecehan seksual terhadap anak adalah kejahatan yang luar biasa. Dan akan mendapat hukuman yang berat.
"Dan korban kekerasan akan mendapat keadilan jika pelaku dihukum dengan hukuman setimpal," ucap Novrian.