free web hit counter
Jatim Times Network Logo
Agama Ekonomi Gaya Hukum dan Kriminalitas Kesehatan Kuliner Olahraga Opini Otomotif Pemerintahan Pendidikan Peristiwa Politik Profil Ruang Mahasiswa Ruang Sastra Selebriti Tekno Transportasi Wisata
Peristiwa

Drummer Kunto Hartono Gelar Aksi Unik, Desak Usut Tuntas Tragedi Kanjuruhan 

Penulis : Binti Nikmatur - Editor : Sri Kurnia Mahiruni

11 - Nov - 2022, 18:40

Placeholder
Aksi yang dilakukan Kunto Hartono sebagai bentuk empati Tragedi Kanjuruhan (foto: istimewa)

JATIMTIMES - Berbagai ragam aksi dilakukan dalam memperingati 40 hari Tragedi Kanjuruhan. Bukan hanya dari Aremania, berbagai musisi pun turut menyuarakan aksi untuk mendesak agar tragedi yang menewaskan 135 nyawa itu segera diusut tuntas. 

Seperti yang dilakukan oleh drummer Kunto Hartono. Drummer yang kerap memecahkan rekor dunia itu menggebuk drum dengan mata tertutup, pada Kamis (10/11/2022) malam, mulai pukul 20.30 WIB hingga 22.30 WIB di Bento Kopi, Magersari, Kota Mojokerto. 

Baca Juga : Megawati dan Puan Beri Penghormatan Korban Itaewon, Netizen: Jauh Amat Mainnya, Malang Deket Padahal 

Dalam aksinya itu, Kunto Hartono menggebuk drum dengan mata ditutup bertuliskan angka 135. Dimana filosofinya diambil dari jumlah Korban meninggal Tragedi Kanjuruhan. Tak hanya itu, mulut Kunto juga ditutup dengan lakban, bertuliskan Hastag #UsutTuntas. 

"Yang Saya lakukan ini sebagai bentuk solidaritas atas Tragedi Kanjuruhan yang menelan 135 korban jiwa, semoga kasusnya segera tuntas & tidak rantas di tengah jalan," kata Kunto dikutip dari keterangan resminya yang diterima JatimTimes, Jumat (11/11/2022). 

Bukan tanpa alasan, ternyata Kunto memiliki kedekatan tersendiri dengan Aremania. Pada 2012 lalu, Ia pernah memecahkan rekor Guinness World Records selama 122 jam 25 menit di Balaikota Malang. "Aksi itu didukung ribuan Aremania selama 6 hari 6 malam. Saatnya kali ini, saya membalas dukungan teman-teman Aremania dengan melakukan aksi ini,” ujar pemegang rekor dunia Guinness World Records menggebuk drum terlama ini. 

Selain sebagai bentuk dukungan usut tuntas Tragedi Kanjuruhan, aksi yang dilakukan Kunto juga sebagai peringatan Hari Pahlawan ke-77. Dipilihnya lokasi aksi di Mojokerto karena bertepatan dengan berdirinya Majapahit ke-729. 

Diketahui sebelumnya, Kunto Hartono adalah pemegang rekor dunia Guinness World Records menggebuk drum terlama selama 145 jam yang ditorehkannya di Palembang tanggal 30 Desember 2016 - 6 Januari 2017. 

Selain pernah menginisiasi dan memecahkan rekor dunia secara tim, bersama 5 drummer dari 5 negara, Kunto juga menggebuk drum selama 100 jam untuk membantu anak-anak korban perang Syria yang digelar tanggal 20 - 24 September 2017 di Castelo Branco - Portugal. 

Baca Juga : Manfaatnya Dirasakan, BPJS Ketenagakerjaan Lindungi Pekerja di Pasar Tradisional

Kunto Hartono juga pernah tampil di Final FIFA World Cup 2018 Russia dengan menggebuk drum selama 4 jam 30 menit dengan mata tertutup di arena FIFA Fun Fest Moscow. Aksi itu dilakukan sebelum Kick Off saat laga final antara Perancis vs Kroasia tanggal 15 Juli 2018 lalu. 

Rencananya, dalam waktu dekat, Kunto juga bakal melakukan gebrakan baru. Drummer gondrong beruban keturunan Banyuwangi - Mojokerto ini nanti bakal memecahkan rekor dunia menggebuk dram selama 19 jam. 

“Sempat beberapa kali ditunda, Insyaa Allah tanggal 31 Desember 2022 - 1 Januari 2023 dengan mengambil moment pergantian Malam Tahun Baru 2023, saya akan kembali memecahkan rekor dunia menggebuk drum selama 19 jam dengan Mata Ditutup - Telinga Disumpal - Mulut Dilakban. Aksi itu akan dilakukan di atas Mobil Wing Box dengan start dari Tugu Pahlawan (Surabaya) hingga finish di Tugu Monas (Jakarta) melalui Tol Trans Jawa,” tutup Kunto.  


Topik

Peristiwa



JatimTimes Media Terverifikasi Dewan Pers

UPDATE BERITA JATIM TIMES NETWORK

Indonesia Online. Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari JatimTIMES.com dengan klik Langganan Google News Jatimtimes atau bisa menginstall aplikasi Jatim Times News melalui Tombol Berikut :


Penulis

Binti Nikmatur

Editor

Sri Kurnia Mahiruni