JATIMTIMES - Bupati Blitar Rini Syarifah meninjau langsung kondisi warga yang terdampak bencana tanah gerak di Desa Balerejo, Kecamatan Panggungrejo, Kamis (20/10/2022). Dalam kesempatan ini, bupati yang akrab disapa Mak Rini itu juga meninjau langsung tempat pengungsian dan memberikan bantuan kebutuhan dasar untuk para korban tanah gerak.
Mak Rini memantau langsung kondisi warga pasca bencana tanah gerak menerjang Desa Balerejo. Mak Rini mengatakan hasil pantauan di lapangan, kurang lebih terdapat 35 rumah warga rusak akibat bencana alam tanah gerak di Desa Balerejo.
Baca Juga : Komnas HAM Turut Soroti Renovasi Total Stadion Kanjuruhan, Begini Tanggapannya
“Tanah gerak terjadi karena di lokasi tersebut terdapat sumber mata air yang besar sehingga debit air meningkat pada saat hujan deras. Kondisi ini menyebabkan pergeseran tanah kemudian merusak sejumlah fasilitas pemukiman,” kata Mak Rini.
Dalam kesempatan ini, Mak Rini juga meminta masyarakat untuk sementara waktu tinggal di tempat yang aman. Imbauan ini disampaikan karena cuaca ekstrem diprediksi oleh BMKG masih akan berlanjut hingga akhir Oktober mendatang.
“Cuaca ekstrem menurut BMKG masih akan terjadi hingga akhir Oktober. Saya imbau masyarakat untuk sementara waktu tinggal di tempat yang aman,” tukasnya.
Sebagaimana diketahui, bencana demi bencana terus terjadi di Kabupaten Blitar. Terkini, dilaporkan sebanyak 35 kepala keluarga di Desa Balerejo, Kecamatan Panggungrejo, harus diungsikan akibat tanah gerak. Mereka terpaksa dievakuasi ke tempat yang lebih aman karena rumah mereka mengalami retak-retak parah akibat bencana tanah gerak tersebut.
Saat dihubungi awak media, Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Blitar Ivong Betryanto mengatakan, bencana tanah gerak ini disebabkan munculnya sumber air di bawah tanah.
"Di bawah tanah yang gerak itu muncul sumber air baru dan tanah di atasnya mengambang. Sehingga terjadilah tanah gerak," kata Ivong, Kamis (20/19/2022).
Ivong menambahkan, 35 kepala keluarga di Desa Balerejo yang terdampak tersebar di dua RT. Pihaknya saat ini terus melakukan pendataan sambil terus berkoordinasi dengan BPBD Jatim dan pihak-pihak terkait.
Baca Juga : DPRD Setujui Pemkot Batu Hibahkan Tanah ke BNN dan Kemenag
"Data sementara 35 KK itu. Tapi ini terus kami update. Yang terpenting sekarang kita lakukan darurat bencana dulu sambil terus berkoordinasi dengan BPBD Provinsi dan pihak-pihak terkait," imbuhnya.
Sementara, dihubungi terpisah, Camat Panggungrejo Agus Priandoko mengatakan bencana tanah gerak terjadi usai hujan mengguyur wilayah Kabupaten Blitar secara terus-menerus. Saat ini warga yang terdampak untuk sementara dievakuasi ke Kantor Desa Balerejo dan beberapa memilih mengungsi di rumah saudara dekatnya.
"Kami sepakat demi keamanan dan keselamatan, warga dievakuasi ke tempat yang aman. Ada yang dievakuasi ke rumah saudara terdekat dan ada yang di kantor desa," kata Agus.
Lebih lanjut Agus menyampaikan, lokasi bencana tanah gerak di Desa Balarejo berada di lereng perbukitan. "Lokasinya memang seperti di lereng. Jadi, menurut warga setempat, setelah hujan beberapa hari itu, kemudian seperti ada letupan lalu tanahnya geser," pungkasnya. (Adv/Kmf)