JATIMTIMES - Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) terpantau meninjau Stadion Kanjuruhan, Kamis (20/10/2022). Dalam agenda kali ini, kedatangan beberapa anggota Komnas HAM bertujuan untuk mendalami tragedi Kanjuruhan. Termasuk mendalami rekaman CCTV saat tragedi Kanjuruhan pada Sabtu (1/10/2022) lalu yang dikabarkan hilang.
Pernyataan itu disampaikan Komisioner Bidang Penyelidikan dan Pemantauan Komnas HAM M. Choirul Anam ketika ditemui awak media disela-sela agenda peninjauan Stadion Kanjuruhan.
Baca Juga : 8 Orang Korban Tragedi Kanjuruhan Masih Dirawat di RS, 3 Diantaranya di ICU
"Agenda Komnas HAM ke sini sebenarnya ada tiga. Satu, ke Dinas Pendapatan Daerah untuk ngecek tiket dan sebagainya, dan kita dapat banyak dokumen. Kedua adalah kita ngecek soal CCTV, dan yang ketiga ngecek soal problem ekshumasi ini apa yang terjadi. Sedangkan yang sekarang sedang berlangsung terkait CCTV," ungkapnya.
Hingga Kamis (20/10/2022) pukul 15.30 WIB, Choirul mengaku sudah berkoordinasi dengan tim teknisi dari Stadion Kanjuruhan. Dari keterangan pihak teknisi yang di dapat Komnas HAM, ada penjelasan detail yang disampaikan perihal adanya rekaman CCTV yang mengalami blank.
"Sekarang sedang berlangsung, kami minta penjelasan dari teknisi yang ada di sini, punyanya Stadion di sini (Kanjuruhan). Tadi kita dijelaskan kenapa kok ini ada blank, terus kenapa kok dianggap ada yang hilang, di titik mana dan sebagainya itu tadi kami dijelaskan cukup detail. Sekarang lagi proses," tuturnya.
Dari penjelasan yang diperoleh Komnas HAM dari teknisi Stadion Kanjuruhan, blank-nya beberapa rekaman CCTV disebabkan karena ada proses penggantian beberapa kamera CCTV. Yakni sehari sebelum Arema FC menjamu Persebaya Surabaya pada Jumat (30/9/2022).
"intinya adalah CCTV yang di titik parkir yang katanya hilang, di hapus 3 jam. Tadi dijelaskan sama teknisinya itu akibat kameranya yang di titik parkir sana itu di ganti. Hari Jumat itu ada pergantian CCTV," jelasnya.
Dikarenakan ada penggantian kamera CCTV itulah, dijelaskan Choirul, yang membuat pihak teknisi Stadion Kanjuruhan harus menginstal ulang beberapa jaringan Teknologi Informasi atau IT.
"Karena ada pergantian CCTV, instalasinya kan harus di instal IT-nya dan sebagainya. Tadi dijelaskan cukup detail, (dan proses instal) itu belum selesai, engak kelar hanya menginstal. (Kemudian) karena laptopnya blank, lupa dan sebagainya sampai pada akhirnya pas hari H itu," ulasnya.
Lantaran sederet fakta itulah, Komnas HAM mendapat keterangan jika tahapan instalasi IT saat ada pergantian CCTV tersebut mengakibatkan beberapa rekaman mengalami blank.
"Jadi makanya ada yang terekam dan ada yang tidak. Itu gara-gara karena ada koneksi IT-nya yang gak nyambung antara yang induk sama yang dipasang. Karena belum di instal dengan sempurna, itu penjelasannya. Tadi kami ketemu sama IT-nya dan didampingi sama pengelolanya," imbuhnya.
Bergeser ke rekaman CCTV yang menyorot armada barakuda. Menurut Choirul, kabar soal hilangnya rekaman selama beberapa menit saat barakuda melintas, itu juga tidak benar. Sebaliknya, pihaknya justru mendapat rekaman yang menyorot armada barakuda secara utuh, setelah berkoordinasi dengan pihak teknisi Stadion Kanjuruhan.
Baca Juga : Gelombang Kedua Massa Aksi Berbaju Hitam, Masuk Halaman Balai Kota Malang hingga Minta Ketemu Walkot Sutiaji
"Juga yang soal di depan barakuda, itu yang katanya sekian menit juga hilang, kami tadi melihat videonya. Jadi yang disebut jam 21.00 WIB baru mulai, kami cek itu ada juga, jam 21.00 WIB sampai jam 2 dini hari tanggal 2 (Oktober 2022). Itu ada barangnya (rekamannya)," terangnya.
Sementara itu, untuk rekaman CCTV di beberapa titik Stadion Kanjuruhan yang juga sempat dikabarkan hilang, ternyata dari penelusuran Komnas HAM juga tidak benar. "Katanya yang di depan pintu utama itu gak ada, ternyata ada barangnya (rekamannya). Terus di pintu parkir yang katanya hilang lama sekali itu, ternyata karena instalasi ketika hari Jumat itu memang belum selesai sampai hari H. Sehingga ya ada blank spot, bukan hilang, tapi blank spot semua," jelasnya.
Sementara itu, untuk memastikan pernyataan pihak teknisi tersebut, Choirul mengaku sudah berkoordinasi dengan yang bersangkutan untuk mengecek langsung rekaman CCTV. Hal itu dilakukan untuk membuktikan temuan Tim Gabungan Independen Pencari Fakta (TGIPF) yang menyebut ada rekaman CCTV yang hilang selama beberapa jam saat tragedi Kanjuruhan.
"Tadi teknisinya menjelaskan begitu, mempraktikkan ngeceknya dan sekarang kami sedang berproses untuk ngecek penjelasan itu secara langsung. Yaitu dengan kamera dinyalain, kameranya kita cek koneksi yang katanya belum terinstalasi," ujarnya.
Di sisi lain, Choirul mengaku tidak ingin terlalu berkomentar soal pernyataan TGIPF yang menyebut ada rekaman CCTV yang hilang. Sebab, dari temuannya sejauh ini, pernyataan itu tidaklah benar.
"Tidak tahu TGIPF dapat dari mana, kita sekarang lagi cek. Termasuk menguji kamera yang 3 jam hilang dari penjelasan teknisi, masih kita cek," tukasnya.
Sebaliknya, guna lebih memastikan apakah rekaman CCTV benar-benar hilang atau tidak. Choirul beserta timnya mengaku sudah meminta rekaman CCTV yang ada di Stadion saat tragedi Kanjuruhan berlangsung.
"Disebutkan daftarnya, itu sudah cukup, kita dikasih. Ini masih proses copy semua CCTV. Itu termasuk yang jadi konsen dari apakah dihapus atau tidak," tutup Choirul.