JATIMTIMES - Beberapa saat lalu beberapa instasi bersama melalukan ekspedisi mata air dan susur sungai di aliran Sungai Brantas, Kota Batu. Hasilnya telah ditemukan setidaknya sejumlah 225 mata air.
Hal tersebut diklaim Komunitas Sapu Bersih Sampah Nyemplung Kali (Sabers Pungli) salah satu yang mengikuti ekspedisi tersebut. Dengan adanya temuan tersebut, mereka mendesak agar instansi terkait lebih mengakurasikan data jumlah mata air yang masih eksis di Kota Batu.
Baca Juga : Banjir Luapan Kerap Jadi Langganan Saat Hujan di Kota Batu, Kata Dewanti Ini Penyebabnya
Apalagi sebelumnya Perumdam Among Tirto mencatat, keberadaan sumber mata air hingga 2022 ini hanya tersisa 58 titik, dari sebelumnya masih terdapat 111 titik. Tak hanya itu, debit air juga diyakini mengalami penurunan.
Menurut Among Tirto, faktor yang berpengaruh dalam penurunan sumber mata air ini terjadi karena beberapa hal. Pertama, pembangunan yang tidak ramah lingkungan. Kemudian minimnya ruang terbuka hijau (RTH) dan maraknya pengeboran sumur bor yang tidak terkontrol.
Sementara itu Aktivis Sabers Pungli Ahmad Rifai mengatakan, ekspedisi mata air dan susur sungai telah tuntas dilaksanakan. Hal ini untuk mengetahui kondisi nyata dari sungai-sungai di Kota Batu yang menjadi hulu dari Sungai Brantas.
“Dalam ekspedisi mata air dan susur sungai yang telah dilakukan, Sabers Pungli mengklaim telah menemukan sebanyak 225 mata air di wilayah Kota Batu,” ucap Mad Berlin panggilan akrab Ahmad Rifai.
Baca Juga : Fokus Giat Keagamaan dan Libatkan Masyarakat, HUT Ke 21 Kota Batu Optimis Bangkit dan Berjaya
Sementara itu ekspedisi itu digelar untuk mengetahui informasi terbaru terkait perubahan tata ruang dan perubahan tangkapan air di sepanjang aliran sungai Brantas agar semua waspada terhadap perubahan kondisi di Sungai Brantas.