JATIMTIMES - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Malang menyebut bahwa tanah gerak merupakan salah satu kerawanan bencana yang dimiliki Kabupaten Malang. Salah satunya seperti yang sudah terjadi di Desa Sukodono dan Jambangan pada Minggu (9/10/2022) lalu.
Kendati berada di lokasi dengan kerawanan bencana, dirinya tidak memungkiri bahwa di lokasi tersebut memang masih banyak rumah dan pemukiman warga. BPBD Kabupaten Malang pun tidak dapat berbuat banyak.
Baca Juga : Kades Kemiren Banyuwangi: 5-10 Tahun Lagi Lahan Pertanian Kita Bisa Hilang
"Disitu itu memang ancamannya tanah gerak, di (Desa) Sukodono, Srimulyo, Baturetno itu sudah ada jauh hari sebelum BPBD ada. Ancaman itu memang sudah ada untuk di kawasan atau wilayah tersebut," ujar Kepala Bidang (Kabid) Kedaruratan dan Logistik BPBD Kabupaten Malang Sadono Irawan, Selasa (11/10/2022) siang.
Sadono mengatakan, hal tersebut juga telah dipertegas dengan kajian yang pernah dilakukan dengan Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Bandung. Di mana di kawasan tersebut memang rawan terjadi bencana tanah gerak saat hujan deras.
"Kita juga pernah melakukan geolistrik di sana, itu dengan PVMBG Bandung. Artinya memang di situ di kedalaman (tanah) daerah sana memang batuan kapur. Di atasnya tanah liat. Kemungkinan kalau resapannya sudah penuh, rawan terjadi pergeseran," terang Sadono.
Berdasarkan peta rawan bencana BPBD Kabupaten Malang, ada beberapa daerah lain yang ternyata memiliki kerawanan bencana yang sama. Yakni beberapa desa di wilayah Kecamatan Ngantang.
"Di Dampit itu ada di Desa Sukodono, Baturetno dan Srimulyo. Kalau di Malang Barat, itu di Jombok dan Tulungrejo (Kecamatan) Ngantang, kemarin (juga) sudah terjadi. Itu sama, polanya sama, batuannya batuan kapur," jelas Sadono.
Sementara itu sebelumnya berdasarkan informasi yang dihimpun JatimTIMES, bencana tanah gerak yang mengakibatkan tanah longsor itu bermula hujan lebat yang turun sejak Sabtu (8/10/2022) pukul 17.00 WIB. Dimana hujan lebat yang turun berlangsung selama semalam suntuk.
Baca Juga : Disebut Polisi Terkaya Versi LHKPN, Segini Kekayaan Kapolda Jatim Teddy Minahasa
Di Desa Sukodono, diketahui tanah yang ambles kurang lebih sekitar sepanjang 50 meter. Dan hal tersebut mengakibatkan turut amblesnya jalan pemukiman dari rabat beton sepanjang 25 meter.
Sementara itu di Desa Jambangan juga terjadi peristiwa serupa. Yang juga diawali hujan sejak Sabtu (8/10/2022) pukul 18.00 WIB. Kondisi hujan yang berlangsung selama semalam suntuk itu mengakibatkan tanah longsor.
Tepatnya, di belakang rumah Sulis, warga Dusun Jegong RT 10 RW 3 Desa Jambangan Kecamatan Dampit. Saat itu, Minggu (9/10/2022) pukul 06.00 WIB, Sulis mendapati belakang rumah tepatnya di tempat kandang sapi yang dibangun semi permanen sudah terseret tanah longsor.