JATIMTIMES - Dalam Islam, bersenda gurau ternyata tak bisa sembarangan. Terdapat beberapa syarat - syarat yang memang menjadi pedoman umat. Bahkan, senda gurau yang sesuai dengan hal yang tidak melanggar norma, juga menjadi hal yang diajarkan Rasulullah.
Diriwayatkan dari Abu Umamah RA ia berkata, Rasulullah SAW bersabda, "Aku akan menjamin rumah di tepi surga bagi seseorang yang meninggalkan perdebatan meskipun benar. Aku juga menjamin rumah di tengah surga bagi seseorang yang meninggalkan kedustaan meskipun bersifat gurau. Dan aku juga menjamin rumah di syurga yang paling tinggi bagi seseorang yang berakhlak baik," (HR. Abu Daud no 4167).
Baca Juga : Unik, Sekelompok Muda-mudi Ini Gelar Doa Bersama Dipimpin Google
Dari hadits tersebut, tentunya bersenda gurau diperbolehkan selama beberapa syarat terpenuhi. Seperti diolah dari Islam Pos.
Pertama, dalam bersenda gurau tentunya tak boleh mengandung kebohongan, baik dalam perkataan maupun perbuatan. Dari hadits Hakim bin Hizam RA ia berkata, Rasulullah SAW bersabda, "Celakalah bagi orang yang berbicara lalu berdusta untuk membuat orang lain tertawa. Celakalah ia, celakalah ia," (HR. Abu Daud, Baihaqi, Ahmad. Berkata Syu’iab al-Arnauth: Sanadnya Hasan).
Dalam bersenda gurau, syarat kedua tentunya tak boleh mengandung sesuatu hal yang keji atau kasar, bahkan hal yang tidak senonoh. Baik itu ucapan maupun tindakan.
Syarat bergurau dalam Islam yang ketiga adalah, hendaknya dilakukan sekedarnya dan seperlunya dan tidak terus menerus.
Al-Mula Ali al-Qari di dalam Mirqah al-Mafatih Syarah Misykat al-Mashabih (14/153) menjelaskan,
Berkata an-Nawawi: Ketahuilah bahwa bergurau yang dilarang adalah yang keterluan dan terus-menerus, karena hal itu akan menyebabkan tertawa dan mengeraskan hati, serta memalingkan dari mengingat Allah dan dari memikirkan masalah-masalah agama. Bahkan seringnya menyakitkan orang lain dan menimbulkan dendam, begitu juga bisa menjatuhkan kewibawaan dan kehormatan seseorang.
Adapun jika hal-hal di atas tidak ada, maka bergurau adalah sesuatu yang dibolehkan, seperti yang kadang dilakukan oleh Rasulullah, demi kemaslahatan dan meyenangkan orang yang diajak bicara serta menambah keakraban. Dan ini semua merupakan sunnah yang dianjurkan.
Baca Juga : Pendapat Ustad Abdul Somad Terkait Para Korban Tragedi Stadion Kanjuruhan
Kemudian syarat yang ke empat, kala bersenda gurau, tidak memalingkan diri atau tidak melupakan kewajiban terhadap Allah SWT. Syarat kelima, dalam bersenda gurau, tidak menyakiti atau menakuti orang lain sebagaimana Rasulullah bersabda, "Tidak halal bagi seorang muslim membuat kaget sesama saudaranya yang muslim," (HR. Abu Daud dan Ahmad. Hadits Shahih)
Syarat bergurau dalam yang keenam, ketika bercanda, tidak bercanda dengan melecehkan agama seperti halnya melecehkan Allah ayat-ayat dan rasulnya. Allah berfirman, dalm Al-Qur'an surah At Taubah 65-66 :
"Dan jika kamu tanyakan kepada mereka (tentang apa yang mereka lakukan itu), tentulah mereka akan manjawab, “Sesungguhnya kami hanyalah bersenda gurau dan bermain-main saja.” Katakanlah: “Apakah dengan Allah, ayat-ayat-Nya dan Rasul-Nya kamu selalu berolok-olok?” Tidak usah kamu minta maaf, karena kamu kafir sesudah beriman. Jika Kami memaafkan segolongan kamu (lantaran mereka taubat), niscaya Kami akan mengazab golongan (yang lain) disebabkan mereka adalah orang-orang yang selalu berbuat dosa."
Dan syarat bersenda gurau yang ketujuh adalah, bersenda gurau tahu tempat dan waktu. Tidak bersenda gurau di tempat atau waktu yang tidak semestinya (waktu serius).