JATIMTIMES- Nabi Nuh diminta malaikat Jibril untuk menyadarkan musuh Allah. Ia adalah Duramsyil bin Fumail bin Jaij bin Qabil bin Adam. Ia seorang raja yang begitu sewenang-wenang dan kejam. Bahkan, ia menafikan Allah SWT.
Nabi Nuh pun kemudian mengatakan kepada Duramsyil, jika Allah merupakan esa. "Tidak ada Tuhan kecuali Allah dan Nuh adalah utusan Allah". Mendengar perkataan Nabi Nuh, Duramsyil justru naik pitam. Bahkan, ia sempat memberikan ancaman ingin membunuh Nabi Nuh.
Baca Juga : Hindari Hal Sepele Ini, Ternyata Allah Tak Menyukainya
"Seandainya hari ini bukan hari raya, tentu aku membunuhnya dengan cara yang sangat keji," ujarnya kepada Nabi Nuh.
Di sisi lain, pada hari itu seorang wanita bernama Umrah, beriman kepada Nuh. Kemudian wanita tersebut dinikahi dan melahirkan 3 anak laki-laki, yakni Sam, Ham, dan Yafits, dan 3 anak perempuan, yaitu Hashwah, Sarah, dan Buhaiwarah.
Kemudian seorang wanita lagi bernama Wal’ab binti ‘Ajwil beriman lagi kepadanya. Nuh kembali menikahinya dan membuatnya melahirkan 2 orang anak laki-laki, yaitu Balus dan Kan’an. Tetapi, pada masa berikutnya, ia kembali kepada agama sebelumnya.
Meski banyak umat yang kembali pada kondisi sebelumnya, Nuh tetap berupaya untuk memberikan pencerahan kepada umatnya. Nuh selalu berkata pada kaumnya.
"Wahai kaumku, beribadahlah kepada Allah. Kalian tidak mempunyai tuhan kecuali Allah; tidak ada sekutu bagi-Nya.".
Namun ketika Nuh berkata hal ini, terdapat orang-orang yang mendatangi Nuh dan kemudian memukulinya sampai pingsan. Bahkan, Nuh ditarik kakinya dan dilempar ke tempat kotoran.
Namun, setelah sadar, Nuh tak lantas membalas perbuatan itu. Ia bangun dan membersihkan darah dari wajahnya. Ia kemudian melakukan salat dua rakaat dan berdoa kepada Allah. "Ya Allah, ampunilah kaumku karena mereka tidak mengetahui".
Nuh terus berupaya memberikan jalan terang kepada umatnya. Bahkan, sampai 300 tahun lamanya, sampai Raja Duramsyil binasa dan kemudian digantikan oleh anaknya, Tubayin. Tubayin merupakan anak Dursyil yang lebih jahat daripada sang ayah.
Baca Juga : Disney Siapkan 7 Film Terbaru, Ada Snow White hingga Peter Pan
Meski begitu, Nabi Nuh tetap berusaha menyadarkannya.
Nuh terus berdakwah kepada kaumnya selama 400 tahun hingga dia telah masuk kurun kelima, tetapi kaumnya tetap dalam keadaan mereka seperti dahulu.
Setiap kali mendengarkan suara Nuh, mereka selalu meletakkan telapak tangannya di telinga dengan maksud agar tidak mendengarkan suara Nuh.
Upaya Nuh selalu terus mendapatkan pertentangan. Satu ketika mereka mengumpulkan batu dan ketika Nuh lewat, mereka langsung melemparinya sampai Nuh ambruk. Mereka mengira jika Nuh telah meninggal. Tetapi, kemudian datanglah beberapa burung mengibas-ngibaskan sayapnya untuk membuatnya segar dan terjaga.
Sampai kurun waktu keenam, Nuh terus berupaya berdakwah kepada umatnya. Waktu pun berlalu sampai kurun ketujuh. Raja Tubayin sebelumnya memimpin telah mati. Kemudian ia digantikan oleh anaknya, yakni Thaghradus, yang juga mempunyai sifat bengis.
Perlakuan yang sama kepada Nuh, yakni dengan melempari batu kembali didapatkan Nuh. Allah SWT pun kemudian memberikan Wahyu kepada Nuh. "Tidak ada lagi benih dalam tulang belakang laki-laki dan perut wanita yang akan beriman, yang menyambut dakwahmu,".
Allah memutuskan garis keturunan kaum tersebut. Nabi Nuh kemudian sempat berdoa, agar tidak membiarkan satupun dari mereka hidup. Hal ini sebagai termaktub dalam Al-Qur'an Surah Nuh, "Sesungguhnya jika Engkau biarkan mereka tinggal, niscaya mereka akan menyesatkan hamba-hamba-Mu, dan mereka tidak akan melahirkan selain anak yang berbuat maksiat lagi sangat kafir." (QS Nuh [71]: 27)