JATIMTIMES - Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan menerima kunjungan 97 Jurnalis asal Jatim yang sedang melakukan tour di rumah dinasnya Jalan Taman Suropati, No 7, Jakarta Pusat.
Dalam pertemuan itu Anies menyambut hangat puluhan jurnalis yang dalam keseharian jarang bertatap muka dengannya secara langsung di Jakarta ini.
Baca Juga : Sepuluh Mobil Polisi dan Tiga Mobil Pribadi Rusak dalam Kerusuhan Kanjuruhan
Di sana Anies pun mengajak para awak media untuk duduk santai lesehan sembari berdiskusi. Anies juga menjawab beberapa pertanyaan langsung yang dilempar awak media kepadanya dengan secara gamblang.
Salah satunya saat itu Anies membicarakan tentang legacy atau peninggalan ketika dia memimpin Pemprov DKI Jakarta. Yang nyata dan monumental salah satunya adalah tentang keberadaan Stadion Jakarta Internasional Stadium (JIS) dan menjadi termegah di Indonesia saat ini.
Anies menceritakan jika JIS memiliki atap yang bisa tertutup. Sehingga stadion bisa digunakan kapan pun dan dalam kondisi cuaca hujan juga.
Anies mengaku sengaja membuat stadion dengan konsep berbeda karena Indonesia memiliki iklim tropis. Sangat berbeda jauh dengan semisal di Eropa yang memiliki iklim sub tropis.
Sebab itu menurut dia model stadion di Eropa tidak bisa langsung di copy paste di Indonesia. "Di sana sub tropis bisa pertandingan jam 10 pagi atau jam 2 siang. Kalau di sini bisa dehidrasi," tegasnya disambut gelak tawa para jurnalis yang hadir.
Selain itu kata dia juga di Indonesia dengan iklim tropis membuat musim hujan bisa sampai setengah tahun di sini. "Kalau hujan bubar," lanjutnya.
Baca Juga : Puluhan Aremania Meninggal Imbas Kerusuhan di Stadion Kanjuruhan
Selain soal stadion Anies juga membuat lapangan bola standart FIFA di daerah perkampungan padat penduduk saat ini. "Kami bangun lapangan sepak bola standart FIFA di kampung padat supaya anak kampung bisa merasakan bermain sepak bola seperti di stadion di Eropa," lanjutnya yang kembali disambut tepuk tangan para jurnalis.
Menurut dia lapangan ini sudah tersertifikat langsung oleh FIFA. "Dan saya pasang tulisan besar di sana, lapangan ini tidak untuk dikomersialisasikan. Pemerintah ini paling hobi narik retribusi seperti tak punya uang," bebernya dengan senyum.
Dia menjelaskan dalam pembangunan dan termasuk perawatan lapangan ini jadi tupoksi pihak pemerintahan sepenuhnya. "Biar masyarakat yang kesejahteraannya tak punya bisa merasakan main di lapangan bagus," lanjut dia.
Dengan ini dia berharap ada pemain bola handal yang tercipta dari sana. "Biar mereka bermimpi bermain jadi pemain kelas dunia," imbuhnya.