JATIMTIMES - Sejumlah desa di wilayah Kabupaten Gresik dilanda kekeringan. Salah satunya di Desa Bendungan, Kecamatan Duduksampeyan.
Warga setempat sudah dua pekan lebih mulai kesulitan mendapatkan air bersih untuk memenuhi sehari-hari. Sumur mereka sudah tidak mengeluarkan air lagi.
Baca Juga : Kado Istimewa, PMI Kota Batu Akhirnya Miliki Unit Transfusi Darah
Kepala Desa Bendungan, Sholeh mengatakan, selama dua minggu terakhir warganya terpaksa memanfaatkan air sungai untuk mandi, mencuci pakaian, piring dan keperluan lain.
"Kami sangat mengharapkan bantuan air bersih dari Pemkab Gresik, agar beban warga kami sedikit ringan," kata pria 53 tahun tersebut, Jumat (23/9/2022).
Sholeh mengatakan, untuk kebutuhan minum dan memasak, biasanya warga membeli air isi ulang Rp5.000 per galon, ada juga yang mengambil air dari desa lain yang sumurnya tidak kering.
"Kalau seperti ini terus kasihan warga kami harus mengeluarkan uang banyak hanya untuk membeli air bersih," ungkapnya.
Merespons hal itu, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Gresik, memberikan droping air bersih di desa tersebut.
"Bantuan droping air bersih akan terus berlanjut ke tiap desa yang dilanda kekeringan selama musim kemarau," ujar Camat Duduksampeyan, Dedy Hartadi.
Baca Juga : Para Peneliti Jajal Hidupkan Lagi 5 Binatang Punah Ini
Dalam proses distribusi air bersih mendapat kawalan langsung prajurit TNI dari Koramil Duduksampeyan. Salah satunya Sertu Agung Rudianto.
"Bantuan air bersih ini solusi yang tepat mengatasi krisis air bersih atau kekeringan," kata Agung sapaan akrabnya juga menyarankan kepada warga agar membuat tandon tadah hujan di setiap rumah. Sehingga saat musim hujan bisa menampung air dan dapat digunakan untuk mengatasi kekeringan.
"Perlu adanya sumber-sumber air juga seperti sumur bor dan jaringan air ke wilayah yang rawan kekeringan," pungkasnya.