free web hit counter
Jatim Times Network Logo
Agama Ekonomi Gaya Hukum dan Kriminalitas Kesehatan Kuliner Olahraga Opini Otomotif Pemerintahan Pendidikan Peristiwa Politik Profil Ruang Mahasiswa Ruang Sastra Selebriti Tekno Transportasi Wisata
Pendidikan

Mantan Dirjen Vokasi Beri Klarifikasi Soal Stigma Pendidikan Kejuruan

Penulis : Anggara Sudiongko - Editor : Nurlayla Ratri

11 - Sep - 2022, 23:16

Placeholder
Mantan Dirjen Vokasi, Wikan Sakarinto dan Dekan Fakultas Pendidikan Vokasi UB, Prof Dr Unti Ludigdo, SE MSi AK (Anggara Sudiongko/MalangTIMES)

JATIMTIMES - Pendidikan vokasi kerap mendapat stigma negatif, yakni dianggap menjadi penyumbang pengangguran. Mantan Dirjen Vokasi, Wikan Sakarinto menyebut stigma itu haruslah diklarifikasi. 

Data yang tercatat BPS, persentase lulusan SMK menjadi penyumbang pengangguran yang cukup tinggi dari total lulusan vokasi. Meskipun begitu, menurutnya secara jumlah hal itu mengalami perbaikan.

Baca Juga : Kado Ultah Spesial untuk Bupati Banyuwangi: Suami Jadi Menpan-RB dan #MenteriMesum 

 

“Setelah 2021 ke 2022, persentasenya mengalami penurunan. Hal ini tentunya pergerakan link and match dan Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM)," ungkap Wikan dalam Pengenalan Kehidupan Kampus Mahasiswa Baru (PK2 Maba), Minggu (11/9/2022) di Fakultas Vokasi Universitas Brawijaya (UB) Malang.

2

"Kurikulum di-match-kan dengan project based learning, softskill, praktisi mengajar dan magang," jelasnya.

Menurutnya, hal ini membutuhkan proses yang cukup panjang dan tidak bisa dalam sekejap mengubah seperti halnya sulap. 

"Mana mungkin, baru ganti Dirjen, kemudian sebulan langsung turun, ini butuh waktu," ujarnya.

Kurikulum merdeka baru dirilis tahun lalu dan tahun ini, sehingga masih memerlukan proses. Kurikulum ini merupakan kurikulum yang jauh lebih fleksibel dan agile (lincah) dan lebih adaptif. 

"Bukannya terus kemudian tidak terima distigmakan kontributor pengangguran, tapi kita bisa menerima karena itu kita rombak kurikulum," paparnya.

1

Saat ini, pendidikan vokasi terus diperkuat secara softskill maupun hardskill. Ini berbeda dengan pembelajaran terdahulu yang terlalu hardskill. Pada kurikulum ini sudah terdapat keseimbangan antara softskill, hardskill, karakter dan attitude.

Baca Juga : Komisi IX DPR Bareng BKKBN Targetkan Angka Stunting Turun 14 Persen pada 2024 

 

"Ini sudah mulai kelihatan trennya. Jadi harapannya memaknainya dengan baik. Ya mohon ditunggu lah," paparnya.

Dekan Fakultas Vokasi, Prof Dr Unti Ludigdo, SE MSi AK, menyampaikan, pada kegiatan tersebut ditekankan pemahaman para mahasiswa terhadap lingkungan pendidikan di vokasi serta penguatan dasar softskill. 

Mengahdirkan praktisi, mendorong agar mahasiswa kelak bisa memahami cara mereka berposisi sebagai insan vokasi.

"Penguatan softskill adalah tantangan bagi kami sebagai penyelenggara pendidikan vokasi, yang itu nantinya akan membantu dalam akselerasi mereka kelak untuk menciptakan sebuah pekerjaan atau bergabung pada institusi," paparnya.


Topik

Pendidikan



JatimTimes Media Terverifikasi Dewan Pers

UPDATE BERITA JATIM TIMES NETWORK

Indonesia Online. Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari JatimTIMES.com dengan klik Langganan Google News Jatimtimes atau bisa menginstall aplikasi Jatim Times News melalui Tombol Berikut :


Penulis

Anggara Sudiongko

Editor

Nurlayla Ratri