JATIMTIMES - Pada hari Sabtu tanggal 3 September lalu, Pemerintah telah meresmikan kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM). Dari kenaikan harga tersebut, banyak dikeluhkan oleh masyarakat pada umumnya.
Salah satu keluhan itu diungkapkan oleh Imran (63), supir angkutan kota (angkot), dia mengaku beban di pundaknya saat ini semakin berat pasca pemerintah memutuskan kenaikan harga BBM Subsidi.
Baca Juga : Presiden Jokowi Sesuaikan Harga BBM, Wali Kota Sutiaji: Mau Ganti Kendaraan Listrik, tapi Masih Mahal
Meski BBM telah naik, namun ongkos atau biaya transportasi angkutannya belum bisa ia naikkan, sebab dirinya tidak berani, khawatir tidak ada penumpang.
"Penumpang itu tidak mau naik kalau ongkosnya mahal, sementara saat ini BBM nya sudah naik, mau makan apa kita kalau seperti ini," tutur Imran, kepada BangkalanTIMES, saat ditemui di depan Pasar Ki Lemah Duwur (KLD) Bangkalan, Rabu (7/9/2022).
Imran memaparkan, biaya angkutan sebelum kenaikan harga BBM di sekitaran kota, menurutnya hanya ditarif seharga Rp 4 ribu, terkadang sampai ke Rp 5 ribu. Sementara setelah kenaikan BBM saat ini, tarif masih saja di harga yang sebelumnya.
"Harga angkutan kita masih pancet mas, meskipun harga BBM sudah naik, terkadang penumpang itu nawar sebelum naik, kalau didengar naik pasti tidak jadi naik, terus harus bagaimana kalau seperti itu, bisa tidak makan kita," ucap Imran.
Selain itu, Imran menyebutkan bahwa rata-rata pendapatannya dalam sehari, hanya bisa memperoleh Rp 25 ribu, belum bensin dan makan hingga setorannya.
Baca Juga : NTP Petani Jatim Mengalami Kenaikan, Gubernur Khofifah Harap Kesejahteraan Petani Dapat Terus Meningkat
"Itu penghasilan kami setiap harinya, belum bensinnya mas, belum lagi setorannya, kalau begini terus lok atanak mas (tidak masak; madura red)," ungkapnya tertunduk lesu.
Saat ini, pihaknya hanya mengharap belas kasihnya pemerintah, agar kembali menurunkan harga BBM Subsidi, karena kenaikan harga tersebut membuat masyarakat kecil sengsara.
"Kalau keinginan kita, harga BBM kembali diturunkan, kasian rakyat kecil seperti kita ini mas, iya kalau yang mampu, kalau yang tidak mampu, bagaimana nasibnya, bisa mati kelaparan," pungkasnya, penuh harap.