JATIMTIMES - Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa mengungkapkan ada kenaikan harga beras pasca kenaikan harga BBM yang barus saja diumumkan oleh pemerintah pusat. Kenaikan harga terdapat pada beras kualitas medium dan premium sebesar 1,6 persen.
Seperti diketahui, kenaikan harga BBM bersubsidi terjadi pada jenis Pertalite yang sebelumnya seharga Rp 7.650 naik menjadi Rp 10.000 dan Solar subsidi dari Rp 5.150 menjadi Rp 6.800. Sedangkan Pertamax dari Rp 12.500 naik menjadi Rp 14.500.
Baca Juga : BBM Naik, Polres Jember Terjunkan Ratusan Personel Jaga SPBU
Dengan naiknya harga BBM tersebut, kata Khofifah, berpengaruh terhadap harga beras di Jawa Timur. Berdasarkan hasil rapat Pemprov Jatim dengan Perwakilan Bank Indonesia Jatim dini hari tadi, diperkirakan ada kenaikan harga beras sebesar 1,4 atau 1,6 persen pasca kenaikan harga BBM.
"Kita sudah rapat sangat detil, tadi malam pun kita sudah rapat dengan Kepala Kantor Perwakilan BI Jawa Timur dan tim. Bahwa beras, baik medium maupun premium kemungkinan ada kenaikan 1,4 atau 1,6 persen dari harga eksisting sekarang," ujarnya saat melakukan sidak elpiji di Jalan Kemuning, Desa Candimulyo, Kecamatan/Kabupaten Jombang, Sabtu (3/9/2022).
Sementara ini, berdasarkan pantauan wartawan pada website sistem informasi ketersediaan dan perkembangan harga bahan pokok di Jawa Timur Pemprov Jatim pada Sabtu (3/9/2022) pukul 17.00 WIB, harga beras merk Bengawan seharga Rp 11.402/Kg, merk Mentik Rp 11.016/Kg dan merk IR 64 Rp 9.676/Kg.
Khofifah juga telah menyiapkan strategi untuk menekan kenaikan harga pokok lainnya usai kenaikan harga BBM. Yaitu dengan mensubsidi ongkos transportasi dari bahan pokok terdampak kenaikan harga BBM melalui anggaran Bantuan Tidak Terduga (BTT).
Baca Juga : Harga BBM Subsidi Naik, Jokowi: Ini Pilihan Terakhir Pemerintah
"Kita sedang melakukan exercise dari surat edaran Mendagri. Pak Mendagri sudah mengeluarkan SE kemungkinan bisa dikeluarkan BTT untuk mensubsidi biaya transport dari volatile food. Volatile food itu yang sejenis logistik yang kemungkinan mengalami kerentanan pergerakan (harga). Jadi itu yang sedang di-exercise tim BI," kata Khofifah.